Hingga kemudian peneliti dari Massachusetts Institute of Technology mengklaim menemukan cara baru untuk mencapai target tersebut, yaitu menggunakan sinar LED. Mereka adalah Dr Li Huei Tsai dan timnya.
Sejauh ini cara tersebut telah berhasil diujicobakan pada tikus. Peneliti melakukan modifikasi genetik pada beberapa ekor tikus sehingga di otak mereka terjadi kerusakan seperti halnya pada pasien Alzheimer.
Setelah tikus-tikus ini disorot lampu LED selama satu jam, terjadi penurunan beta amyloid yang cukup signifikan dalam kurun 12-24 jam berikutnya, yaitu mencapai 40-50 persen.
Peneliti memberikan paparan lampu dalam beberapa frekuensi, antara 20-80 Hertz. Tetapi ternyata yang berdampak hanyalah paparan lampu dalam frekuensi 40 Hertz saja, sisanya tidak berdampak apapun pada volume beta amyloid di otak tikus.
Hanya saja, protein itu kembali menumpuk dalam kurun 24 jam, sehingga peneliti berkesimpulan bahwa bila terapi diberikan dalam kurun waktu yang lebih panjang, maka beta amyloid di otak tikus-tikus ini juga akan semakin berkurang.
Hal ini juga telah dibuktikan peneliti dengan memberikan paparan sinar LED selama sepekan. Bahkan tak hanya plaknya yang berkurang, tetapi juga jumlah beta amyloid yang masih melayang-layang (belum menumpuk) berkurang drastis. Tinggal peneliti memastikan berapa lama efek ini bisa bertahan.
Baca juga: Ada Kerabat yang Sering Lupa? Jangan-jangan Alzheimer, Yuk Cek ke Dokter
Mengapa demikian? Peneliti menjelaskan, paparan cahaya dianggap mampu menurunkan jumlah beta amyloid yang menumpuk di otak karena dapat memicu kinerja sel-sel imun yang disebut 'microglia'.
Microglia ini berfungsi 'memakan' dan membersihkan patogen berbahaya yang ada di dalam tubuh, dalam hal ini beta amyloid.
"Kami optimis di masa yang akan datang orang tinggal duduk di depan alat yang bisa memendarkan cahaya khusus untuk diterapi," kata Tsai seperti dilaporkan Science Daily.
Lagipula prosedur seperti ini bersifat non-invasif dan tidak menyakitkan. Paparannya juga tidak berlangsung secara terus-menerus, melainkan 40 kali tiap satu detik. "Anda mungkin tidak melihat lampu itu berkedip," imbuh Tsai.
Untuk saat ini mereka telah mengantongi izin Food and Drugs Administration (FDA) agar percobaan kepada manusia segera dilakukan.
Baca juga: Bukti Baru, Partikel Halus Polusi Ternyata Bisa Sampai Otak (lll/vit)
0 Response to "Sorotan LED 'Berkedip' Diklaim Jadi Terapi Baru untuk Cegah Alzheimer"
Posting Komentar