Sally Dunlop dari Cancer Institute in New South Wales menyebut setelah 4 tahun dijalankan, minat merokok, terutama pada kalangan dewasa muda, memang menurun. Hal ini dibuktikan oleh survei yang ia lakukan kepada hampir 9.000 perokok Australia dengan rentang usia 12 hingga 24 tahun.
"Survei ini merupakan salah satu studi pertama yang menunjukkan bahwa penerapan bungkus rokok polos di Australia memiliki dampak terhadap kebiasaan merokok di kaum remaja dan dewasa muda," tutur Dunlop, dikutip dari Reuters.
Baca juga: WHO Sambut Baik Makin Banyaknya Negara Terapkan Gerakan Bungkus Rokok Polos
Hasil survei memang menunjukkan adanya efek positif. Sekitar 15-20 persen non perokok, mantan perokok hingga perokok coba-coba mengaku kehilangan minat untuk merokok karena bungkusnya yang polos.
Satu pertiga atau kira-kira 34 persen perokok aktif mengaku pernah mencoba berhenti merokok setelah peraturan bungkus polos diterapkan. 25 Persen lainnya merasa malu jika merokok, menyembunyikan rokok mereka serta menutup bungkus rokok dengan gambar lain.
Yang menarik, sebagian besar partisipan mengaku mendukung penerapan kebijakan, termasuk kalangan perokok aktif. Penerapan bungkus rokok polos membuat mereka lebih jarang merokok dan secara tidak langsung membantu mengurangi pengeluaran ekonomi.
"Penerapan bungkus rokok polos merupakan perlawan terhadap industri rokok yang selalu mengasosiasikan produk berbahaya mereka dengan gambar yang aktraktif dan menarik," urai Dunlop, dalam penelitiannya yang dipublikasikan di jurnal Tobacco Control ini.
Baca juga: Sejumlah Studi Buktikan Bungkus Rokok Polos Mampu Tekan Angka Perokok(mrs/vit)
0 Response to "Survei: Penerapan Bungkus Rokok Polos Sukses Turunkan Minat Merokok"
Posting Komentar