Gara-gara Menstruasi Dianggap Tabu, Gadis Ini Meninggal di 'Pengasingan'

Kathmandu, Nepal, Ketika malam datang, seorang gadis berusia 15 tahun di pedalaman Himalaya berada seorang diri di sebuah gubuk kecil jauh dari keluarga. Ia dikucilkan oleh komunitasnya karena sedang menghadapi fungsi biologis yang dialami oleh setengah populasi dunia, menstruasi.

Sayang sang gadis yang diketahui berasal dari desa Gajra, Nepal, tersebut tak bertahan hingga esok pagi. Nyawanya melayang diduga karena keracunan asap dari api kecil yang ia nyalakan untuk menghadapi dinginnya malam.

Kematian sang gadis yang baru-baru ini terjadi merupakan kasus ke-10 dalam rentang sembilan tahun terakhir di Nepal. Masyarakat pedalaman di sana masih memiliki kepercayaan kuat bahwa menstruasi sesuatu yang sangat kotor dan harus dijauhkan dari lingkungan tempat tinggal.

Baca juga: Ingat, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Tak Melulu Soal Hal-hal Berbau Seksual

"Tradisinya adalah wanita (yang menstruasi -red) tidak boleh menyentuh orang lain, ternak, sayuran hijau, dan buah. Mereka juga tidak boleh memerah susu atau meminum susu," tulis laporan yang dihimpun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2011 dan dikutip pada Senin (25/12/2016).

Negara sebetulnya sudah melakukan pelarangan terhadap praktik yang dinamakan chhaupadi tersebut. Hanya saja karena masih minim usaha termasuk dari sisi edukasi maka masih dapat ditemukan komunitas di desa-desa yang melakukannya.

Terkait hal tersebut dr Arietta Pusponegoro, SpOG(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pernah berkomentar bahwa pendidikan kesehatan reproduksi ada banyak ragamnya tidak selalu berupa pelajaran anatomi tubuh atau proses reproduksi. Oleh karena itu seharusnya sudah sejak anak-anak kesehatan reproduksi dapat dikenalkan bukan menjadi hal yang tabu untuk menghilangkan kesalahpahaman dan hal-hal yang tak diinginkan.

"Pendidikan kespro tidak melulu hal-hal berbau seksual. Kita bisa sampaikan bagaimana konsep kesehatan reproduksi, bukan sekadar anatomi atau proses gimana sperma bertemu sel telur sampai terjadi pembuahan. Pendidikan kespro ini bisa disampaikan oleh guru, tenaga kesehatan, dan orang tua," kata dr Arietta.

Untuk kasus yang terjadi di Nepal, apakah situasi di Indonesia lebih baik? Kenyataannya praktik serupa masih dapat ditemukan di pedalaman Papua meski mungkin dalam jumlah yang lebih sedikit.

Seperti diceritakan oleh Kepala Puskesmas Distrik Ambatkuy, Kabupaten Boven Digoel, Roy Purba, beberapa hari sebelum melahirkan ibu hamil di pedalaman Papua biasanya akan dibuatkan tenda ala kadarnya yang terbuat dari daun bernama befak. Di sana, sampai melahirkan sang ibu dibiarkan seorang diri tanpa penjagaan.

Apabila tenaga kesehatan di sekitar seperti bidan tak tanggap, komplikasi pun rawan terjadi.

"Sudah adatnya mereka begitu. Darah (persalinan -red) itu katanya kotorlah dalam keluarga jadi nggak boleh ada di dalam rumah. Kalau ada nanti dianggap bisa berpengaruh jadi penyakit atau musibah di keluarga itu," kata Roy ketika berbincang dengan detikHealth.

Baca juga: Diyakini Datangkan Musibah, Masih Ada Ibu Hamil di Sini yang 'Diasingkan'(fds/vit)

Related Posts :

0 Response to "Gara-gara Menstruasi Dianggap Tabu, Gadis Ini Meninggal di 'Pengasingan'"

Posting Komentar