Data yang dirilis oleh Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) Kementerian Kesehatan melihat kasus difteri terdeteksi di 23 provinsi per November 2017.
Baca juga: Difteri, Penyakit Lama yang Tak Kunjung Hilang di Indonesia
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan agar orang tua jangan lupa melindungi anak dengan vaksin. Anak di bawah usia 1 tahun sudah bisa mendapatkan vaksin yang kemudian diulang lagi ketika masuk usia sekolah.
"Imunisasi adalah perlindungan terbaik terhadap kemungkinan tertular penyakit difteri, dan dapat diperoleh dengan mudah di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta," tulis IDAI dalam pernyataan resminya menanggapi kasus kenaikan difteri.
|
Difteri sendiri dapat menyebabkan kematian karena melepaskan lapisan saluran pernapasan sehingga menutup jalur pernapasan. Selain itu, kematian juga dapat terjadi karena menyebabkan peradangan pada otot jantung. Sistem saraf juga sering terkena sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Saking bahayanya penyakit ini, semua orang yang melakukan kontak dengan penderita atau orang yang terinfeksi harus diisolasi atau disterilkan selama 10 hari. Infeksi yang tidak diobati selama 6 hari meningkatkan risiko kematian sebesar 30 persen.
Beberapa ahli menduga munculnya kembali kasus difteri saat seharusnya sudah bisa dieliminasi berkaitan dengan gerakan penolakan vaksin atau antivaksin.
Baca juga: Dokter: Gerakan Anti Vaksin Bisa Ancam Kesehatan Nasional
(fds/up)
0 Response to "Difteri Mewabah di Indonesia, Begini Peta Persebarannya"
Posting Komentar