Pasien berusaia 70 tahun tersebut masuk ruang gawat darurat dalam kondisi tidak sadarkan diri, dan diduga mabuk berat. Ini terkonfirmasi dari kadar alkohol dalam darahnya yang tinggi.
Denyut nadi pasien ini mengkhawatirkan, sehingga dokter memutuskan untuk tetap berusaha menyelamatkan nyawa pasien. Namun seperti dilaporkan dalam New England Journal of Medicine, kasus ini memicu perdebatan soal etika.
Tato bertulis 'Do Not Resuscitate' (DNR) atau 'jangan selamatkan saya' memang bukan permintaan legal yang harus dipenuhi. Namun permintaan untuk tidak diselamatkan itu sendiri, merupakan hal yang legal di Amerika Serikat dan harus dihormati.
Baca juga: Seram! Gara-gara Tato Mata, Gadis Ini Hampir Kehilangan Penglihatannya
Diperkirakan ada 80 persen orang Amerika yang memiliki penyakit kronis dan berwasiat untuk tidak dibawa ke rumah sakit maupun dirawat secara intesif saat sekarat. Biasanya permintaan tersebut tertulis di formulir dan pasien mengenakan gelang yang menunjukkan status DNR tersebut.
Menuliskan permintaan tersebut dalam bentuk tato jadi dilema bagi tenaga medis, yang wajib menolong pasien sekaligus menghormati permintaan pasien. Terlebih dalam kasus ini, pasien tidak memiliki identitas yang bisa ditelusuri, sehingga tidak bisa dipastikan apakah permintaan dalam tato tersebut serius atau tidak.
Dalam kasus lain, seorang dokter mendapatkan pasien dengan tato DNR di dadanya. Pasien tersebut mengidap diabetes dan hendak menjalani amputasi kaki. Saat ditanya soal tato tersebut, pasien menegaskan itu bukan permintaannya. Tato tersebut dibuat saat masih muda, ketika ia kalah taruhan.
Baca juga: Kumpulan Foto Luka Bakar Terunik: Mulai dari Bunga Hingga Batman
(up/up)
0 Response to "Pasien Ini Sekarat Tapi Tato di Dadanya Bikin Dokter 'Keder' Menolongnya"
Posting Komentar