Berbekal Ekonomi Pas-pasan, Begini Kisah Aznan Menjadi Dokter

Medan, Medan Terkadang keinginan dan cita-cita terhalang oleh keadaan ekonomi. Namun Aznan Lelo membuktikan dirinya bisa menaklukkan penghalang dan meraih cita-citanya sebagai dokter.

Dulu, setamat sekolah menengah atas (SMA), Aznan sempat ingin menjadi sarhana nuklir. Di matanya, seoarang sarjana nuklir kitu keren. Namun sepupunya menyarankam Aznan melanjutkan pendidikan yang kelak membuatnya bisa menolong banyak orang, seperti guru atau[pun dpokter.

Atas saran sepupunya, Aznan memantapkan diri hendak menjadi dokter. Namun niatnya ini semoat tidak disetujui orang tuanya.

"Orang tua sempat tidak setuju. Alasannya karena tidak ada duit. Orang tua saya itu penjahit," terang Aznan dalam perbincangan dengan detikHealth, Senin (1/11/2016).

Namun keinginan kuat Aznan membuatnya 'nekat'. Dia diam-diam mendaftar dan mengikuti tes di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) tanpa sepengetahuan orangtua-nya. Ternyata dia dinyatakan lulus.

"Setelah itu, saya beritahu orangtua saya. Saya memohon kepada mereka (orang tuanya) untuk memberikan uang kuliah tahap awal. Akhirnya, mereka menudukung," jelasnya.

Berbekal Ekonomi Pas-pasan, Begini Kisah Aznan Menjadi DokterFoto: Foto: Jefris Santama

Baca juga: Kisah Pak Dokter yang Ikhlas Dibayar Berapapun oleh Pasien

Mengingat keterbatasan finansial keluarganya, Aznan harus mencari cara agar kuliahnya tidak berhenti di tengah jalan. Aznan pun mencoba menjadi guru les privat. "Saya dulu mengajar mata pelajaran fisika, kimia dan matematika. Itu saya lakukan untuk mencukupi biaya perkuliahan," imbuhnya.

Perjuangannya tidak mengkhianati. Aznan berhasil menyelesaikan kuliah kedokterannya. Singkat cerita, bahkan pada 1979, dia menjadi dosen di Fakultas Kedokteran USU. Empat tahun kemudian, dirinya berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Australia.

"Akhirnya, saya dapat meneruskan pendidikan ke Australia mengambil gelar Ph.D Farmakologi hingga tahun 1987," papar pria yang kini berusia 64 tahun ini.

Setelah pendidikannya di Australia selesai, dr Aznan kembali ke Tanah Air. Dia melanjutkan mengajar di Fakultas Kedokteran USU. Kini dia dikenal sebagai Prof. Dr. dr Aznan Lelo, Ph.D, SpFK. Kerja kerasnya membuat orang tuanya bangga.

Hidup dalam tempaan yang berat tidak hanya membuat dr Aznan kuat, tapi juga membuatnya lebih berempati pada pasien, terutama dari kalangan tidak mampu. Itu makanya dia rela memberikan layanan tanpa mematok tarif. Berapapun uang yang diberikan pasien, dia terima dengan senang.

Tak heran, meski tidak ada papan nama di rumah tempat dr Aznan praktik, banyak pasien yang datang. "Apa saja sakit, saya layani dan saya periksa. Seperti ada demam, sakit jantung ya saya periksa. Selama saya sehat dan mampu, saya tolong (pasien). Bila sudah larut malam dan mengantuk tapi datang pasien, saya bilang saya sudah ngantuk dan dianjurkan datang pada esok harinya. Jadi tidak ada paksaan," kata anak pertama dari 6 bersaudara ini.

Baca juga: Kisah Pak Dokter Ganteng yang Jadi Tempat Curhat Para PSK

(vit/vit)

0 Response to "Berbekal Ekonomi Pas-pasan, Begini Kisah Aznan Menjadi Dokter"

Posting Komentar