Dokter: Sehat-sehat Saja Belum Tentu Bebas Stroke

Jakarta, Stroke menjadi isu besar saat ini karena menjadi penyebab kematian nomor tiga dan merupakan penyebab cacar permanen terbesar di Indonesia. Pada tahun 2014, 20 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke.

Banyak faktor risiko yang menjadi penyebab seseorang terserang stroke. Seperti yang dijelaskan oleh dr Mursyid Bustami, Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional Jakarta, faktor risiko tertinggi adalah hipertensi dan diabetes.

"Stroke itu dapat dicegah, caranya kendalikan faktor risiko," tutur dr Mursyid saat diwawancarai oleh detikHealth saat acara Kampanye 'Strike Back at Stroke' di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (24/2/2018).

Ada beberapa faktor risiko yang disebutkan oleh dr Mursyid, yaitu usia, ras, kekentalan darah, kegemukan (obesitas), penyakit gangguan irama jantung (aritmia), stres, kolesterol tinggi, minum alkohol, dan merokok.

Baca juga: Benarkah Penyakit Jantung Memperbesar Risiko Stroke?

"Makin banyak (faktor risiko) yang dimiliki seseorang, dua, tiga, itu makin besar kemungkinan stroke," tutur dr Mursyid.

Ia juga menyebutkan bahwa usia tua memang lebih banyak, namun kini bergeser pada usia yang lebih muda, dan bahkan pada orang sehat sekalipun.

"Jadi stroke itu mendadak pasti, nggak ada tahu apa-apa, misalnya lagi sehat-sehat gitu tiba-tiba kok berasa lemah," imbuhnya.

Baca juga: Waspadai, Ini Gejala Khas Stroke

Pada umumnya pasien dengan usia masih di bawah 25 tahun ataupun yang sehat sama-sama memiliki faktor risiko itu. Ada faktor risiko bawaan, yaitu adanya kelainan pembuluh darah memang sudah yang dibawa sejak lahir.

"Itu tinggal menunggu waktu saja, seperti menyimpan bom waktu namanya, bisa suatu hari pecah pembuluh darahnya. Kalau kamu ada keluarga yang punya penyakit jantung atau ada riwayat terkena stroke, hati-hati lho ya," ingatnya.

Meskipun badan sehat, bisa jadi pola hidup kita tidak baik dan nutrisi yang kita dapatkan kurang, atau ada riwayat keluarga. Cara ampuh mencegah stroke adalah kenali riwayat kesehatan keluarga disertai upaya mendeteksi dini dengan ke rumah sakit.

"Lalu, stres perlu ditekankan karena sebetulnya di kantor-kantor harus ada okupasi yang ditangani dokter, bagaimana bekerja yang sehat di kantor untuk mencegah penyakit penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke," tegas dr Mursyid.

Selain itu, anjuran dr Mursyid adalah merubah pola hidup lebih sehat (tidak hanya berbadan sehat), yaitu berolahraga selama 150 menit dalam seminggu, mengonsumsi makanan sehat, serta istirahat yang cukup.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke Pada Wanita

(wdw/up)

0 Response to "Dokter: Sehat-sehat Saja Belum Tentu Bebas Stroke"

Posting Komentar