"Cukai rokok masih rendah," kata Gro Harlem Brundtland, Wakil Ketua The Elders yang juga mantan Perdana Menteri Norwegia, dalam pertemuan dengan wartawan di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).
Masih kurangnya pembiayaan untuk layanan kesehatan, menurut Gro Harlem bisa dilihat dari beberapa indikator. Di antaranya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi, juga masalah tingginya angka stunting atau gangguan pertumbuhan fisik pada balita yang belum teratasi.
Sementara itu, mantan Presiden Meksiko Ernesto Zedillo menyebut ada beberapa alasan untuk menaikkan cukai rokok sebagai sumber pembiayaan. Salah satunya yang terpenting adalah karena rokok tidak baik untuk kesehatan. Menurutnya, pembiayaan untuk layanan kesehatan tinggi karena terlalu banyak orang yang merokok di Indonesia.
"Banyak bukti menyebut bahwa harapan hidup akan meningkat, angka kejadian penyakit paru dan kanker menurun, jika kita mengurangi rokok," kata Ernesto, salah satu sesepuh yang juga anggota The Elders.
Baca juga: WHO: Naikkan Cukai Rokok Cara Efektif Kurangi Jumlah Perokok
Terkait masa depan universal health coverage di Indonesia, Ernesto menilai sudah ada komitmen kuat dari pemerintah saat ini. Dengan berbagai keterbatasannya, program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dinilainya sudah menunjukkan adanya kerangka kerja untuk menuju ke sana.
"Kita tidak bisa mengembangkan universal health coverage hanya dalam semalam," kata Ernesto.
The Elders merupakan kelompok pemimpin independen yang didirikan oleh Nelson Mandela pada 2007, dan bertujuan untuk mewujudkan perdamaian, keadilan, dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Saat ini, mantan Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Kofi Annan menjabat sebagai ketuanya.
Baca juga: Pentingnya Cukai Rokok Bagi Kampanye Pengendalian Tembakau (up/up)
0 Response to "The Elders Dorong Indonesia Naikkan Cukai Rokok"
Posting Komentar