Ahli kesehatan jiwa dr Andri, SpKJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera berkomentar fenomena ini mungkin menggambarkan bagaimana ketergantungan kita pada satu aplikasi. Ketika seseorang sudah nyaman dengan satu hal dan tiba-tiba hal itu hilang bukan tidak mungkin dirinya akan merasa terganggu.
Baca juga: User Teriak, WhatsApp Tumbang!
"Sebenarnya kita ini memang jadi tergantung dengan kondisi yang berkaitan dengan gadget. Salah satunya mungkin karena gadget memberikan banyak kemudahan," kata dr Andri pada detikHealth.
"Tidak heran orang dengan hilang sedikit berasa sangat tidak nyaman. Mau nelepon orang mau beraktivitas dengan WA (WhatsApp) tidak bisa. Padahal dulu kalau belum WA biasa-biasa aja kan kita hidup," lanjutnya.
Tidak ada salahnya memang memanfaatkan teknologi untuk memudahkan hidup. Namun apa yang menjadi persoalan adalah bila kebahagiaan juga jadi dipengaruhi dan tergantung terhadapnya.
Menurut dr Andri ia sendiri melihat ada tren di mana lebih banyak generasi milenial usia 17 sampai 25 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Penyebab paling banyak adalah karena hubungan interpersonal dengan teman sekelompoknya yang dijembatani oleh penggunaan media sosial.
"Kalau bisa janganlah seperti itu. Janganlah gantungkan kebahagiaan kita pada hal-hal seperti WhatsApp misalnya," pungkasnya.
Baca juga: Kaum Milenial Mudah Kecanduan Teknologi dan Internet(fds/up)
0 Response to "Heboh Gara-gara WhatsApp Tumbang, Karena Ketergantungan Gawai?"
Posting Komentar