
Fatimah Berliana Monika Purba, seorang pengidap Antiphospolipid Syndrome (APS) dan Sjogren's Syndrome (SS) mengaku mengalami flare up dalam 3 hari terakhir, ketika kemunculan fenomena langka super blue blood moon tengah banyak dinantikan. Monik, demikian sapaan akrabnya, menceritakan pengalamannya tersebut dalam sebuah tulisan di Facebook.
"Tiga hari lalu saat buka mata dini hari, badan sakit sekali, sulit digerakkan, sesak napas, sakit kepala dan fatigue lebih berat dari hari-hari lainnya," tulis Monik.
Monik meyakini, keluhan ini berhubungan dengan bulan purnama yang disertai gerhana dan berbagai fenomena astronomi lain yang akan muncul malam ini. Menurut jurnal atau catatan yang ia buat untuk dilaporkan ke dokter, keluhan-keluhan tersebut secara konsisten selalu muncul menjelang bulan purnama.
"Paling terasa pada H-3 sampai H+2. Kurang lebih 5 hari," katanya, ketika dihubungi detikHealth.
Baca juga: Fenomena Super Blue Blood Moon, Dampaknya Bagi Kesehatan
Diakuinya, kaitan antara bulan purnama dengan penyakit autoimun masih menjadi perdebatan. Belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukungnya, namun ia merasa tergerak untuk membagikan apa yang dialaminya. Hingga saat ini, tulisannya di Facebook telah dibagikan lebih dari 1.200 kali.
"Bukan untuk menakut-nakuti, tapi lebih ke arah preventif. Di situ saya ingin mengedukasi, karena ternyata banyak teman-teman saya di komunitas autoimun yang juga mengalaminya," kata Monik.
Monik merasakan, pengaruh gravitasi saat bulan purnama tiba membuat sistem hormonalnya berubah. Perubahan inilah yang bagi para pengidap autoimun, memicu flare up yang kadang-kadang bahkan lebih intens dari biasanya. Dengan mengetahui pola tersebut, Monik menilai berbagai keluhan yang muncul lebih bisa diantisipasi.
Beberapa langkah preventif yang disarankan Monik antara lain lebih banyak istirahat, mengurangi paparan radiasi dari gadget dan alat elektronik, dan memperbanyak asupan cairan kaya mineral. Air kelapa, air jeruk, disebutnya cukup membantu. Monik juga menyarankan untuk mengurangi asupan gula sederhana.
Dihubungi detikHealth, pakar autoimun dr Novi membenarkan adanya pengaruh gravitasi saat bulan purnama tiba. Gravitasi saat bulan purnama, pada pengidap autoimun bisa mengganggu kelenjar adrenal yang mengatur sistem imun. Itu sebabnya bisa terjadi flare up pada beberapa pasien.
"Di negara-negara maju, para ilmuwan sudah banyak melakukan observasi tentang hal itu," kata dr Novi.
Baca juga: Foto: Indahnya Olahraga Yoga di Bawah Cahaya Terang Supermoon
(up/up)
0 Response to "Keluhan Penyakit Autoimun Saat Super Blue Blood Moon Tiba"
Posting Komentar