Memahami Nyeri yang Dirasakan Pasien Kanker

Jakarta, Jika ada saudara atau sahabat yang terkena kanker, mungkin Anda kerap bertanya-tanya apa yang mereka rasakan. Jika ada keluhan nyeri, sesakit apakah itu?

Dengan memahami nyeri dan keluhan para pasien kanker, maka kita akan lebih paham kondisi mereka dan memberikan dukungan yang tepat. Terkait nyeri yang dirasakan pasien kanker, kata Prof dr Darto Satoto SpAn(K), pakar nyeri di Jakarta Pain & Spain Center (JPSC), biasanya timbul jika kanker sudah menapai stadium lanjut.

"Nyeri itu timbul jika kankernya sudah pada tahap stadium lanjut atau dalam stadium 3-4. Semua jenis kanker berpotensi timbulkan rasa nyeri," kata Prof Darto di Jakarta Pain & Spain Center (JPSC), Jl Buncit Raya No 9, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/16).

Nyeri biasanya muncul akibat penekanan massa kanker. Selain itu juga bisa muncul akibat efek samping pengobatan kanker seperti kemoterapi, pembedahan dan obat-obatan.

Baca juga: Penyakit-penyakit Ini Bisa Bikin Seseorang Lumpuh dan Tak Bisa Bergerak

Sebenarnya tingkat nyeri yang dialami seseorang dapat bervariasi karena dipengaruhi sejumlah faktor seperti jenis kanker yang diderita, stadium dan kepekaan pasien sendiri pada nyeri. Nyeri sendiri ada yang termasuk kategori ringan, sedang dan berat, Jika sudah termasuk nyeri dalam skala berat tentu menyulitkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Nyeri yang dialami pasien kanker umumnya dapat dikendalikan melalui berbagai cara dan pemberian obat. Semakin cepat diterapi, kemungkinan besar nyeri teratasi makin besar juga.

Pada nyeri tingkat ringan hingga sedang, bisa diatasi dengan terapi obat-obatan anti inflamasi nonsteroid. Sedangkan pada nyeri berat dapat diatasi dengan golongan obat narkotik seperti morfin, kodein dan lain-lain.

Dengan pengendalian nyeri yang tepat, maka kualitas hidup penderita kanker akan juga lebih tinggi. Jadi nyeri pada kanker tidak dihilangkan, namun dikendalikan.

"Nyeri yang tingkatnya dikurangi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Mereka bisa beraktivitas seperti biasa. Karena nyeri itu menghambat aktivitasnya," ucap Prof Darto.

Baca juga: Kenali, Terapi yang Bisa Atasi Nyeri Pasien Kanker (vit/vit)