Yuk Mengenal Donor Darah Apheresis

Jakarta, Biasanya donor darah dilakukan 3-4 bulan sekali. Namun dengan donor darah apheresis, kegiatan itu bisa dilakukan dua kali dalam sebulan. Seperti apa mekanismenya?

Dijelaskan Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta, dr Shalimar Salim, donor darah apheresis memang relatif baru di Indonesia. Untuk melakukannya, diperlukan mesin apheresis. Nah, pada saat seseorang melakukan donor darah, yang diambil hanyalah komponen darah yang diperlukan saja.

"Di sini yang diambil platelet atau trombositnya. Nah komponen darah lainnya dikembalikan lagi ke dalam tubuh donor, saat itu juga," terang dr Shalimar kepada detikHealth di Gedung PMI, Jl Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (29/10/2016).

Nah, proses donornya lebih lama ketimbang donor darah yang bukan apheresis. Butuh waktu 1,5 hingga 2 jam. Waktunya jauh lebih lama ketimbang donor darah biasa yang umumnya cuma memakan waktu 10 menit. Ini karena pada donor darah biasa yang diambil adalah whole blood atau seluruh komponen darah.

Yuk Mengenal Donor Darah ApheresisFoto: Nurvita Indarini
Pada mereka yang mendonorkan trombosit melalui mekanisme apheresis, jumlah trombosisnya bisa pulih 100 persen dalam waktu 2 kali 24 jam. Itu makanya, donor apheresis bisa melakukan donor minimal dua minggu sekali.

"Kalau donor darah biasa, dari darah yang didapat itu kita proses untuk dipisah-pisahkan lagi. Sedangkan kalau apheresis itu trombositnya saja," sambung dr Shalimar.

Baca juga: Hebat! Kakek Ini Sudah Donorkan 378,5 Liter Darah Selama Hidupnya

Diterangkannya dalam satu kantong trombosit dari donor apheresis, mutunya sama dari jumlah 10 orang yang berdonor darah biasa.

"Yang melakukan donor darah apheresis biasanya yang sudah rutin berdonor darah biasa. Tapi yang belum rutin bisa juga, tapi ada persyaratannya," kata dr Shalimar.

Yuk Mengenal Donor Darah ApheresisFoto: Nurvita Indarini
Apa syaratnya? Antara lain memiliki HB 13-17 mmHg, berat badan di atas 55 kg, jumlah trombositnya di atas 200 ribu/mm3, serta tekanan darah 110/70-180/100.

Jika sebelumnya belum pernah donor darah whole blood, biasanya diambil dulu sampel darahnya, lalu dilakukan pemeriksaan. Gunanya untuk memastikan darahnya terbebas dari HIV, sifilis, hepatitis B dan hepatitis C. Setelah dinyatakan layak, baru yang bersangkutan dipanggil kembali untuk melakukan donor darah.

"Kalau terdeteksi empat penyakit itu, meski cuma 0,1 saja, kita nggak bisa pakai darahnya. Sementara itu yang bersangkutan kita kasih tahu juga bahwa dalam darahnya mengandung penyakit tersebut," sambung dr Shalimar.

Lalu apa yang dirasakan donor darah apheresis? Menurut AKBP Pandra Arsyad, Kanit III Bag Resmob Bareskrim Polri yang pernah menjalani 3 kali donor darah apheresis, dirinya merasa sedikit kesemutan. Meski memang beda orang beda pula reaksinya, karena ada juga yang mengatakan merasakan lebih dingin.

"Karena donor apheresis lama, sebelum donor ke kamar kecil dulu. Kalau mau minum boleh, tapi nggak boleh tidur," ucap Pandra.

Baca juga: AKBP Pandra Arsyad, Pak Polisi yang 'Hobi' Donor Darah

(vit/mrs)

Related Posts :

0 Response to "Yuk Mengenal Donor Darah Apheresis"

Posting Komentar