Benzodiazepin Umumnya Digunakan Pasien yang Terdiagnosis Gangguan Cemas

Jakarta, Hasil ter urine dr Ryan Helmi (41), suami yang menembak mati istrinya dr Letty Sultri (46), dinyatakan positif mengandung benzodiazepin. Namun, berdasarkan keterangan dr Helmi pada polisi, dirinya memang sedang menggunakan obat Alganax yang di dalamnya juga terkandung zat benzodiazepin.

Dihubungi oleh detikHealth, dr Tribowo T Ginting, SpKJ (K), dari RSUP Persahabatan Jakarta menjelaskan bahwa pemberian benzodiazepin tidak bisa diberikan secara asal. Harus ada sederet langkah yang ditempuh sampai akhirnya pasien diberikan zat tersebut.

"Pemberian benzodiazepin harus sesuai indikasi. Artinya pasien harus diwawancara, diperiksa, dan dieksplorasi mengenai keluhan dan gejalanya," jelasnya melalui pesang singkat di media sosial.

Baca juga: dr Letty Ditembak Suami, Ini yang Harus Diketahui Tentang KDRT

Penggunaan benzodiazepin sendiri umumnya digunakan untuk pasien yang terdiagnosis salah satunya gangguan kecemasan, akan tetapi biasanya akan dilihat lebih lanjut mengenai perlu atau tidaknya pemberian zat tersebut.

Benzodiazepine sendiri merupakan jenis obat penenang. Obat ini lazim digunakan oleh pasien gangguan kejiwaan yang mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik, kejang-kejang dan insomnia.

Jika digunakan dalam dosis yang tepat, obat ini sebenarnya tidak akan memberikan efek halusinasi pada penggunanya. Efek penggunaannya hanya akan mengakibatkan timbulnya rasa nyaman dan beberapa memiliki efek mengantuk.

Baca juga: Jika Ada Gangguan Jiwa, Bagaimana Perawatan untuk Pelaku Penembak Istri?(ask/up)

0 Response to "Benzodiazepin Umumnya Digunakan Pasien yang Terdiagnosis Gangguan Cemas"

Posting Komentar