Dokter menyebut, perempuan berusia 26 tahun ini memasang alat kontrasepsi IUD 6 tahun lalu. Namun ia tetap hamil dan melahirkan secara sesar pada 2012. Dokter tidak menemukan IUD dalam operasi tersebut dan menduga alat tersebut menempel di dinding rahim.
Perempuan tersebut lalu memasang IUD lain setelah melahirkan.
Belakangan, perempuan ini mengeluh sakit saat buang air kecil. Ia juga mendapati bercak darah dalam air seninya. Ini memaksa dokter untuk melakukan pemeriksaan X-Ray.
Para dokter di The First Hospital di Jilin University mendapati sesuatu yang tidak biasa. IUD yang hilang selama bertahun-tahun, didapati bersarang di kandung kemihnya. Alat tersebut telah bergeser dari tempat yang seharusnya sehingga tidak berfungsi, dan perempuan tersebut hamil.
"Sejauh yang kami tahu, migrasi IUD ke kandung kemih, yang menyebakan gejala urinasi kronis, jarang terjadi," demikian tertulis dalam laporan kasus tersebut, dikutip dari Livescience.
Baca juga: Terbanyak Spiral Meleset di Belakang Rahim, Tersulit Jika Nempel di Usus
Umumnya, IUD termasuk alat kontrasepsi yang aman dan memiliki tingkat keberhasilan yang memuaskan. Hanya 1 persen penggunanya yang hamil setelah pemakaian alat ini. Namun dalam beberapa kasus yang langka, bisa memicu perforasi atau 'lubang' di rahim sehingga alat tersebut bisa bergeser. Diperkirakan ini terjadi pada 1 dari 1.000 perempuan yang menggunakannya.
Sebuah laporan tahun 2016 menyebut, sebanyak 40 kasus serupa terjadi di Yunani dalam 10 tahun terakhir. Dalam sejumlah kasus tersebut, IUD juga mengalami migrasi atau translokasi tempat ke kandung kemih.
Baca juga:
Walau Jarang, Kontrasepsi Spiral Bisa Juga Meleset ke Ginjal
Ini Tanda-tanda Kontrasepsi Spiral Meleset dari Posisinya
(up/up)
0 Response to "IUD Menghilang, Ditemukan di Kandung Kemih Bertahun-tahun Kemudian"
Posting Komentar