Meski demikian, di tengah kesibukannya sebagai seorang desainer gaun pengantin, Go Eun selalu siap menjemput Sora. Kebetulan Sora punya kebiasaan buruk lupa membawa payung.
Padahal Go Eun, yang rajin memantau siaran perkiraan cuaca, selalu meminta putri tunggalnya itu untuk membawa payung. Tetapi Sora tak pernah mendengarkannya.
Sore itu, lagi-lagi Sora lupa membawa payung. Go Eun bisa-bisa saja menjemput Sora, namun saat itu asisten studionya keliru mengirim gaun pengantin ke seorang klien. Untungnya Go Eun berhasil menjemput Sora sekaligus mengantar gaun yang benar di menit-menit terakhir.
Go Eun pun tak bisa marah pada putrinya. Ia malah justru manja di hadapan Sora, sampai-sampai bocah berambut sekuping itu sering disebut sebal dengan kelakuan sang ibu, semisal minta cium ketika mengantar ke sekolah.
Tak hanya ketus saat bicara. Diam-diam Sora juga sering membolos kelas balet. Ia malah menghabiskan waktu di kelas taekkyeon, seni beladiri tradisional Korea yang diajar pria muda bernama Ji Hoon. Kebetulan Ji Hoon memang tidak punya murid.
Ada lagi, kebiasaan Sora yang tak disukai sang ibu. Ia tak bisa mencampur sayur dengan nasi karena menurutnya itu jorok. Sang ibu juga sempat meledeknya karena tak bisa berbagi sendok atau garpu dengan orang lain dengan mengatakan, "Kau pasti akan menikah kelak". Tapi Sora tak bergeming.
Sora juga memperlihatkan keberpihakan pada sang bibi, Ji Hye. Pasalnya ia sering dititipkan di rumah paman dan bibinya ini ketika Go Eun bekerja. Ketika Go Eun menegur sikap sang kakak ipar yang terkesan memanjakannya, Sora membela sang bibi dengan mengatakan, "Kau bahkan tak pernah memasak untukku."
Other Feature Articles
0 Response to "Wedding Dress: Cerita Seorang Ibu Siapkan Gaun Pengantin untuk Putrinya Menjelang Ajal"
Posting Komentar