RJP biasanya dilakukan kepada orang-orang yang mengalami henti jantung dan atau tidak mampu bernapas dengan benar. RJP juga diperlukan pada mereka yang denyut nadinya terhenti setelah mengalami kecelakaan, tenggelam, atau serangan jantung.
Tahapan tindakan penyelamatan melalui RPJ ini disingkat C-A-B yang merupakan singkatan dari compression, airways, dan breathing. Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada, selanjutnya airways adalah membuka jalur pernapasan, dan breathing adalah memberi bantuan napas.
Berikut 4 langkah melakukan RJP:
Baca juga: Napas Jadi Berat Gara-gara Tersedak Roti, Bagaimana Mengatasinya?
1. Melakukan kompresi dada
Cukup dengan meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi hal tersebut hingga mencapai 100-120 kali tekanan tiap menit hingga pertolongan medis datang.
2. Upaya membuka jalur pernapasan pasien
Hal ini biasanya dilakukan setelah menekan dada pasien. Caranya dengan mendongakkan kepala pasien, lalu kedua tangan diletakkan di dahinya. Setelah itu, angkat dagu orang tersebut dengan lembut untuk membuka saluran pernapasannya.
3. Melakukan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut
Bantuan pernapasan dapat dilakukan dengan menjepit hidung pasien, lalu posisikan mulut kita tepat di mulut pasien. Tiupkan napas kita ke dalam mulutnya dan periksa apakah dada yang bersangkutan sudah mengembang dan mengempis seperti orang bernapas pada umumnya.
Pada setiap 30 kali kompresi dada, iringi dengan dua kali bantuan napas. Teknik pernapasan dari mulut ke mulut sebaiknya hanya dilakukan oleh mereka yang sudah mendapatkan pelatihan khusus RJP.
4. Apabila bukan tenaga kesehatan dan belum terlatih, lakukan kompresi dada dengan tangan (hands only CPR) tanpa pemberian bantuan napas
Kompresi menggunakan tangan mempunyai frekuensi tekanan selama 100-120 kali per menit di kedalaman 5-6 cm dan pada posisi tengah bagian dada korban. Kompresi dada melalui tangan harus terus dilakukan hingga perangkat alat kejut jantung atau yang biasa disebut AED (Automated External Defibrillator) tiba bersama ambulans dan siap digunakan.
Kompresi dada juga dapat dihentikan untuk dialihkan kepada paramedis bila sudah tiba. Karena paramedislah yang mempunyai kredibilitas tinggi dari kelengkapan alat-alatnya. Kemudian bila korban mulai bergerak, kompresi dada juga dapat dihentikan.
Baca juga: Infografis: 7 Langkah Pertolongan Pertama CPR Pasien Serangan Jantung
(vit/vit)
0 Response to "Kembalikan Fungsi Napas yang Terhenti dengan 4 Langkah Resusitasi Jantung Paru"
Posting Komentar