Menurut sang bunda, Hazel sebenarnya memiliki berbagai jenis mainan di rumah, namun ia memiliki ketertarikan lebih pada mainan Lego. Dengan bermain Lego, Paramita mengakui putranya menjadi lebih fokus dan bebas berkreasi.
"Dia bisa membentuk apa saja yang dia mau. Dia bisa bikin gedung, menara, apa saja. Saya belikan Lego dan dia jadi makin terasah. Hobinya ini dimulai sejak Hazel berusia dua tahun," tutur Paramita kepada detikHealth, ditemui di Stamford American International School, Singapura, Selasa (20/12/2016).
Tak sekadar bermain, Paramita mengaku dengan bermain Lego Hazel justru menjadi lebih fokus dalam belajar dan kreativitasnya makin terasah. Sifat empati Hazel juga semakin terbentuk. Hal ini terlihat dari kebiasaannya yang suka menyapa orang-orang di sekitarnya.
"Yang terpenting, hal ini membuat Hazel lama-lama jadi tidak suka main gadget. Makanya saya belikan mainan-mainan balok, mobil-mobilan, buku gambar dan krayon. Kalau ada waktu saya temani bermain," imbuh wanita yang saat ini tinggal di Bandung tersebut.
Baca juga: 8 Tahun Wanita Ini Sisihkan Gaji Demi Beli 1.000 Mainan untuk Pasien Anak
Ia menyarankan bagi para orang tua yang memiliki anak kecanduan gadget, untuk mengenali dan mengarahkan potensi sang buah hati. Seperti pada Hazel, Paramita selalu berusaha untuk mengarahkan potensi Hazel, seperti di bidang olahraga.
"Saya sengaja hapus semua game-game yang ada ponsel, paling hanya boleh main di weekend saja. Selebihnya dia lebih suka main Lego atau mobil-mobilan," ujar Paramita.
Yang pasti, ia selalu membiasakan Hazel untuk disiplin waktu saat bermain. Jika waktu bermain sudah habis, maka Hazel akan patuh dan tidak terus-menerus bermain. Setelah bermain, Hazel juga dibiasakan untuk merapikan mainannya sendiri. Ini supaya Hazel juga terbiasa untuk bertanggungjawab sejak dini.
Selain membuat Hazel tak kecanduan gadget dan jadi makin kreatif, hobi bermain dan membentuk balok ini juga membuat Hazel terpilih menjadi salah satu dari tiga pemenang Nutrilon Royal One Step Ahead. Ia berkesempatan mengikuti Program Camp Asia selama satu minggu di Singapura, yang dimulai sejak Senin, 19/12/2016. Camp Asia sendiri merupakan sebuah kelas pelatihan singkat untuk mengasah kemampuan bakat dan potensi anak, yang berlokasi di Singapura.
Baca juga: Rampung Berobat, Bocah Ini Bagikan 3.000 Mainan untuk Sesama Pasien Anak
(ajg/up)
0 Response to "Hobi Utak-atik Lego, Hazel Jadi Fokus Belajar dan Ogah Main Gadget"
Posting Komentar