Padahal menurut studi terbaru yang dilakukan Adam Leventhal dari Emotion and Addiction Laboratory, University of Southern California, Los Angeles, penggunaan rokok elektrik pada remaja berisiko membuatnya jadi perokok saat dewasa. Semakin sering vaping, semakin tinggi pula risiko remaja menjadi perokok berat.
"Studi kami merupakan yang pertama kali menunjukkan bahwa bukan hanya coba-coba merokok, remaja yang menggunakan rokok elektrik bisa menjadi perokok berat, berbanding lurus dengan penggunaan rokok elektriknya," tutur Leventhal, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Studi: Kasus Keracunan Rokok Elektrik Pada Anak-anak Meningkat
Penelitian dilakukan kepada 3.084 siswa dari 10 sekolah menengah di Los Angeles. Saat penelitian dimulai, sekitar 67 persen partisipan tidak pernah mencoba rokok elektrik dan rokok tembakau, 23 persen pernah mencoba rokok elektrik dan kurang dari 10 persen yang sudah menggunakan rokok elektrik secara rutin.
Hasil akhir studi menyebut satu dari lima remaja yang rutin menggunakan rokok elektrik akhirnya menggunakan juga rokok tembakau dengan frekuensi minimal 3 kali dalam sebulan. 12 Persen lainnya juga mengisap rokok tembakau meskipun frekuensinya lebih rendah, hanya satu kali per bulan.
"Rokok elektrik tidak bermanfaat bagi remaja, mereka bukannya menjauh dari rokok tembakau tetapi malah lebih mungkin untuk mencobanya," tutur Leventhal.
Selain tidak bermanfaat, rokok elektrik juga disebut memiliki bahaya, terutama pada cairannya. Peneliti Najat Saliba dari American University, Beirut, Lebanon, menyebut cairan atau liquid yang digunakan pada rokok elektrik mengandung banyak pemanis buatan karena rasanya yang berupa-rupa. Efek penguapan cairan tersebut pun menghasilkan dua zat beracun yang juga ditemukan pada asap rokok tembakau.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis uap yang dihasilkan rokok elektrik. Cairan rokok elektrik yang digunakan diketahui mengandung gula, karamel dan madu. Dalam penelitian, ditemukan bahwa uap rokok elektrik memiliki dua racun yang disebut sebagau furan, yakni 5-hydroxymethylfurfural (HMF) and furfural (FA).
"Paparan dua zat beracun ini diketahui meningkatkan risiko penyakit pernapasan pada manusia, dan menyebabkan munculnya tumor pada penelitian yang menggunakan tikus," tutur Saliba.
Baca juga: Belanda Siap Larang Peredaran Rokok Elektrik di Kalangan Remaja
(mrs/vit)
0 Response to "Studi: Remaja yang Doyan Vaping Bisa Jadi Perokok Berat Saat Dewasa"
Posting Komentar