Kata Pakar, Ini Kerugiannya Jika Orang Tua Tolak Vaksinasi HPV untuk Anak

Jakarta, Pemerintah menjalankan program vaksinasi human papilloma virus (HPV) gratis pada anak berumur 10-12 tahun. Pemberian vaksin dilakukan di sekolah bersamaan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengatakan sebelum divaksin, anak akan diberi surat pernyataan yang harus ditandatangani orang tua. Tentu saja orang tua boleh menolak pemberian vaksin tersebut.

Namun menurut dr Piprim, orang tua yang menolak pemberian vaksin HPV untuk anaknya malah merugi. Sebab pemberian vaksin HPV melalui program pemerintah ini gratis dan tak mengeluarkan biaya.

Baca juga: Banyak yang Nikah di Bawah 19 Tahun, Alasan Vaksin HPV Diberikan ke Anak SD

"Kita memang nggak bisa memaksa orang tua, itu kan hak mereka. Tapi sayang sekali karena jika vaksin sendiri harganya cukup mahal yakni Rp 750 ribu. Sementara ini kan program Kemenkes, gratis, dibayarin negara," tutur dr Piprim kepada detikHealth.

Dihubungi terpisah, dr Meta Anindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan vaksin HPV dapat memberikan perlindungan secara optimal terhadap risiko terserang kanker serviks. Semakin awal diberikan, semakin bagus pula efek perlindungan yang diterima anak.

Apalagi usia 9-12 tahun merupakan usia awal anak mengalami perubahan di organ seksual karena pubertas. Oleh karena itu dr Meta sangat menyayangkan jika anak tak divaksinasi karena dilarang orang tua.

"Boleh tidaknya sih itu hak orang tua ya, tapi perlu diingatkan juga bahwa anak berhak untuk hidup sehat, berhak mendapat imunisasi dan memenuhi hak anak adalah kewajiban orangtua," tambahnya.

Ia juga meminta orang tua untuk menyaring informasi, terutama informasi soal kesehatan anak, dengan lebih bijak. Jika ada broadcast atau pesan berantai tentang sesuatu yang belum jelas, ada baiknya dicek kepada pakar atau ahlinya.

"Saya menyayangkan banget kalau ada orang tua yang dengan mudahnya menerima berita yang tersebar di sosmed tanpa crosscheck dengan pihak kompeten. Memang di Google pun ada banyak sekali berita negatif, tapi yang ada di Google itu tidak selalu benar kan?" tutupnya.

Baca juga: Dua Alasan Mengapa Program Vaksinasi HPV Dilakukan Pada Anak Kelas 5 SD

(mrs/vit)