dr Hardhi Pranata, SpS, MARS, Ketua Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri farmasi berbasis herba. Dikatakannya ada dua jalur yang dapat dikembangkan, yakni jalur jamu dan jalur fitofarmaka.
"Jamu tidak boleh dihilangkan karena memiliki manfaat yang holistik. Di sisi lain, pengembangan obat yang menggunakan ekstrak tanaman atau hewan yang berkhasiat obat juga harus ditingkatkan, karena manfaatnya tidak kalah dari obat kimia," tutur dr Hardhi, usai acara dialog Percepatan Pengembangan Obat Herbal Modern Asli Indonesia melalui JKN, di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Baca juga: Ini Alasan Kurangnya Jumlah Obat Herba Terstandar dan Fitofarmaka di Indonesia
Dijelaskan dr Hardhi, jamu merupakan salah satu obat tradisional yang resepnya sudah diwariskan turun-temurun. Manfaat jamu juga tidak terbatas hanya satu aspek pencegahan atau pengobatan, namun holistik atau luas.
dr Hardhi menyebut jamu bisa bersifat sebagai pencegahan penyakit karena mengandung antioksidan dan bagus untuk sistem imun. Jamu juga memiliki kandungan yang baik untuk menjaga kebugaran tubuh sekaligus efek pengobatan atau terapi.
"Jamu itu harus utuh, tidak bisa dipecah-pecah. Seperti temulawak, itu kan bisa dicampur dengan jahe merah, kunyit, lemon atau madu sehingga punya manfaat masing-masing," tambah dokter yang juga praktik di RSPAD Gatot Subroto ini.
Di sisi lain, pengembangan obat fitofarmaka juga tidak boleh dilupakan. Temulawak, kunyit hingga jahe merah bisa memiliki manfaat yang lebih besar jika kandungan zat aktif atau ekstraknya dijadikan satu dan dikemas menjadi obat.
"Temulawak misalnya punya manfaat untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah di jantung. Tapi manfaat ini baru bisa didapat jika ekstraknya diolah menjadi obat fitofarmaka," tandasnya lagi.
Oleh karena itu edukasi dan sosialisasi soal manfaat obat herba harus selalu dilakukan, bukan hanya oleh dokter namun juga oleh Kementerian Kesehatan selaku regulator, tenaga kesehatan dan juga pelaku industri. Dengan edukasi dan sosialisasi yang baik, masyarakat juga akan lebih percaya dengan obat herba.
Baca juga: Diakui Khasiatnya, Jamu Diusahakan Bisa Di-cover BPJS(mrs/up)
0 Response to "Dua Jalur Pengembangan Obat Herba di Indonesia"
Posting Komentar