Tren dimulai di South Carolina, Amerika Serikat, ketika polisi menerima laporan ada orang dengan kostum badut mencoba membujuk anak-anak ke hutan. Dari sana semakin banyak laporan badut lainnya muncul di beberapa daerah dan terus menyebar secara internasional.
Psikolog forensik Kirstin Bouse mengatakan tren badut seram berbahaya karena memberikan para pelakunya rasa anonimitas terlibat dalam perilaku antisosial. Pelaku mungkin merasa aman karena identitasnya tersamarkan namun bagi orang lain ini bisa jadi sesuatu yang bisa memicu trauma.
Coulrophobia atau ketakutan terhadap badut sendiri menurut Kirstin muncul karena orang-orang takut terhadap ambiguitas badut.
Baca juga: Begini Alasan di Balik Mengapa Sebagian Orang Anggap Badut 'Mengerikan'
"Apa yang diketahui dari riset tentang fobia badut ini adalah karena ambiguitas dan penyamaran si badut. Ketika kita tidak bisa melihat wajah asli seseorang, ketika mereka melakukan gestur aneh dan kita tidak bisa mengolahnya untuk masuk akal... Kita akan merasa keanehan dan langsung waspada," ujar Kirstin seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (11/10/2016).
"Saat itu respon kecemasan kita secara normal akan terpicu," lanjut Kirstin.
Ahli media sosial Catherine Archer dari Murdoch University mengatakan tren badut seram ini dapat berkembang tak terkendali. Awalnya orang-orang mungkin hanya ingin iseng namun dapat dengan mudah berubah menjadi insiden yang berujung penjara.
"Tren didorong dengan orang-orang terus membicarakannya di media sosial. Api tren mendapat bahan bakar dan meluas tak terkendali," kata Catherine.
"Saya tidak heran ini bisa menjadi tren... Rasa ketertarikan yang ada di dalamnya, faktor ketakutan, dan fakta bahwa sekolah saat itu sedang libur sehingga orang punya banyak waktu luang," pungkas Catherine.
Baca juga: Ini Sebabnya Seseorang Bisa Spontan Tertawa Saat Melihat Orang Lain Jatuh
(fds/vit)
0 Response to "Psikolog Peringatkan Tren Badut Seram Memiliki Potensi Bahaya"
Posting Komentar