"Hanya ada dua industri farmasi yang mampu membuat vaksin ini dan dua-duanya mengalami hambatan dalam proses produksi, terutama kesulitan dalam mencari materi mentah dari virus polio," tutur Direktur Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) WHO, Jon Abramson, dikutip dari Reuters.
Jon mengatakan kekurangan dosis vaksin terjadi untuk vaksin yang menggunakan virus non-aktif terbaru. Sehingga ia menyarankan agar negara-negara yang kekurangan vaksin baru bisa menggunakan vaksin jenis lama yang menggunakan virus hidup.
Baca juga: HUT Provinsi Jawa Timur, Banyuwangi Jadi Kabupaten Terbaik PIN Polio 2016
Namun vaksin dengan virus hidup, walaupun dengan jumlah yang sangat kecil, tetap berisiko menularkan virus kepada orang lain. Hal ini tentu saja menghambat program eradikasi polio yang sudah dilakukan oleh WHO sejak bertahun-tahun yang lalu.
Secara terpisah, juru bicara WHO Sona Bari membenarkan bahwa produksi vaksin dapat mengancam program eradikasi polio yang sudah hampir selesai. Saat ini, jumlah vaksin yang sudah diproduksi memiliki kekurangan kurang lebih 40 persen dari jumlah yang dibutuhkan.
"Hal ini membuat 50 negara mengalami kekurangan vaksin polio karena mereka tidak memiliki cadangan vaksin untuk tahun depan," ungkapnya.
Padahal polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya. Penyakit ini bisa menyerang sistem saraf dan membuat seseorang kejang-kejang hingga lumpuh hanya dalam waktu beberapa hari saja.
Meski begitu, Jon berharap masalah ini bisa selesai dalam waktu dua tahun. Artinya pada tahun 2018, tidak ada lagi masalah dengan produksi vaksin dan penyakit ini bisa dieradikasi dari muka bumi.
"Kami berharap masalah ini bisa teratasi dengan baik pada tahun 2018. Tapi saya tidak menjanjikan hal itu, ini bukan sesuatu yang bisa kami kontrol," ungkapnya.
Baca juga: Soal Imunisasi pada Anak, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui Orang Tua
(mrs/up)
0 Response to "Produksi Vaksin Polio Tak Capai Target, Eradikasi Polio Bisa Tertunda"
Posting Komentar