Di China, jumlah pasien kanker paru justru paling banyak bila dibandingkan dengan jumlah pasien jenis kanker lainnya. Berdasarkan data dari NHFPC Statistic terkait data kanker di China pada tahun 2015, kanker paru menjadi kanker nomor satu di China.
"Tahun kemarin tercatat 730.000 kasus dalam setahun, itu artinya tiap detik ada 3 kasus baru," ungkap Prof Yi Long Wu, direktur Guangdong Lung Cancer Institute, di Shanghai baru-baru ini.
Tak hanya itu, tingkat kematian akibat kanker paru di Negeri Tirai Bambu juga meningkat secara drastis. Hanya dalam 3 dekade, kenaikan kasus kematian akibat kanker paru di China mencapai lima kali lipat.
Tercatat pasien kanker paru yang meninggal mencapai 610.000 kasus di tahun 2015. Selain itu, hanya 16 persen pasien kanker yang survival rate-nya mencapai lima tahun. Tetapi pada pasien yang terdeteksi sejak dini, survival rate-nya masih berkisar 60-90 persen.
Prof Wu beralasan tingginya kasus kanker paru bisa jadi dipicu adanya fakta bahwa banyak mutasi genetik dalam tubuh orang Asia yang berkaitan dengan kanker paru. Gen yang dimaksud di antaranya mutasi EGFR, mutasi BRAF, mutasi ALK dan juga mutasi HER2.
"Akan tetapi ketika dibandingkan dengan prevalensi kanker paru di masyarakat AS/Eropa, kebetulan kasus kanker paru dengan mutasi EGFR di populasi China adalah yang tertinggi," lanjutnya.
Pada populasi China, persentase mutasi EGFR-nya mencapai 40-55 persen, sedangkan di Eropa/AS hanya sebesar 5-15 persen saja," katanya. Hal ini menguatkan dugaan bahwa kanker paru yang dipicu oleh mutasi gen EGFR adalah yang paling sering ditemukan di Asia.
Baca juga: Polusi Pangkas Harapan Hidup Pasien Kanker Paru Hingga 38 Persen
Namun menurut Prof Wu, pemicu kanker paru pada masyarakat China tak melulu karena genetik, tetapi juga polusi udara. Seperti kita tahu, China memang sedang dihadapkan pada persoalan polusi udara yang sangat buruk.
Bahkan ia mengatakan polusi udara bersifat karsinogenik, sehingga bisa berdampak pada siapapun, laki-perempuan, tua-muda, perokok ataupun bukan, tetapi utamanya anak-anak dan perempuan.
"Polusi udara berdampak langsung terhadap genome, tetapi gen mana yang terkena tidak pasti," tegasnya.
Jadi kalaupun bukan karena polusi udara, gen juga bisa terpengaruh. Keduanya bisa saling berkaitan.
Menariknya, untuk di Asia, subtipe kanker parunya juga beragam. Tak hanya non-small cell lung cancer (NSCLC), tetapi juga subtipe lain yaitu squamous cell carcinoma dan adenocarcinoma, yang tidak lazim ditemukan di kawasan lain.
"Seperti subtipe adenocarcinoma, di Asia ini sangat lazim ditemukan. Bahkan ketika Anda orang Asia Timur, tapi lahir dan berdomisili di Amerika, Anda masih bisa terserang kanker paru. Hanya saja kami tak tahu mutasi gen mana yang berperan," timpal Dr Ann Li Cheng, direktur departemen onkologi National Taiwan University College of Medicine.
Baca juga: Polusi Udara Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Sampai Penyakit Jantung
(lll/vit)
0 Response to "Polusi Udara Picu Mutasi Genetik di Balik Kanker Paru"
Posting Komentar