Dengan Mesin Ini, Pasien Leukemia Lebih Mudah Jalani Kemoterapi

Jakarta, Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan leukemia. Nah, agar kemoterapi lebih mudah dijalani pasien, bisa menggunakan mesin ini: mesin aphresis. Seperti apa cara kerjanya?

Prof dr Djajadiman Gatot SpA(K), kepala bagian neurologi RSCM menjelaskan pasien leukimia akut bisa memproduksi leukosit tinggi, yakni di atas 100 ribu sel per mikroliter. Jika pasien leukimia mengalami hiperleukositosis atau kelebihan memproduksi sel darah putih bisa menyebabkan komplikasi di organ lainnya, seperti munculnya risiko menyebabkan kekentalan darah.

Tak cuma itu, produksi sel darah putih berlebihan juga bisa membawa dampak negatif saat pasien menjalani kemoterapi. Nah, dengan mesin apheresis, kemoterapi akan lebih mudah dijalani pasien. Sebab mesin ini membuat pasien tidak hanya bergantung pada obat-obatan untuk menurunkan angka leukositnya.

"Darah pasien diputar dalam mesin untuk memisahkan darah, baik dan darah yang tidak perlu dan yang diperlukan," tutur Prof Gatot dalam acara serah terima mesin apheresis oleh Prudential ke RSCM di Pusat Ibu dan Anak, RSCM, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016).

"Pada pasien leukemia darah yang dibuang itu leukositnya. Sehingga setelah tingkat leukosit normal pasien bisa segera melakukan kemoterapi tak seperti dulu yang harus menunggu berhari-hari," sambung Prof Gatot.

Baca juga: Menyentuh! Perjuangan Bocah dengan Leukemia Tempuh 400 Km untuk Berobat

Lantas, berapa lama waktu yang diperlukan dalam pengobatan mesin apheresis? Menurut Prof Gatot penggunaan mesin hanya memerlukan waktu dua jam dengan tingkat keberhasilan 50 persen.

Dengan bantuan mesin aphresis untuk pasien anak yang terkena leukemia, RSCM berharap bisa semakin meningkatkan kenyamanan berobat. Mesin aphresis untuk anak dan dewasa pada dasarnya sama saja, bisa digunakan semua umur, yang membedakan hanyalah kit yang digunakan, seperti selang atau suntikan yang berbeda ukuran.

"Aksesoris mesin seperti selang harus disesuaikan dengan pemakaianannya. Misal pada anak-anak selangnya lebih kecil daripada selang orang dewasa," tutur Prof Gatot.

"Jumlah darah yang diputar disesuaikan ya dengan kondisi tubuh seseorang. Jika tubuhnya kecil ya sedikit masa banyak," imbuh Prof Gatot.

Lalu berapa usia anak dalam penggunaan mesin aphresis? Menurut Prof Gatot usia yang diangap masih termasuk dalam kategori anak untuk penggunaan mesin aphresis adalah 0-18 tahun.

Dalam acara ini Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama PT Prudential Life Assurance bekerja sama dalam memberikan mesin apheresis kepada RSCM. Hal tersebut juga telah dilakukan kepada tiga rumah sakit lainnya seperti RS Kanker Dharmais Jakarta, RS dr Soetomo Surabaya, dan RS Sanglah Denpasar.

Baca juga: Pasien Kanker Jangan Takut Kemoterapi

(vit/vit)

Related Posts :

0 Response to "Dengan Mesin Ini, Pasien Leukemia Lebih Mudah Jalani Kemoterapi"

Posting Komentar