Selain itu, disebut-sebut kangkung juga mengandung zat yang mirip dengan LSD (Lysergic Acid Diethylamide) atau yang dilansir dari laman resmi BNN sebagai merupakan narkotika sintetis yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian. Akan tetapi, Prof dr Hardinsyah, MS, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, menekankan itu baru dugaan.
"Ya itu kan diduga seperti zat itu (LSD), jadi hanya mirip. Lagi pula menurut saya, kangkung sudah berabad-abad dikonsumsi, sudah jadi budaya kita," kata Prof Hardinsyah ketika dihubungi melalui saluran telepon.
Baca juga: Kangkung Disebut Ilegal di AS, Begini Pendapat Ahli Gizi
Guru besar dari Fakultas Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor ini justru menyoroti soal budi daya kangkung yang harus dilakukan dengan cara benar sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
"Harus mulai dari budi dayanya, mulai dari pupuk yang digunakan, zat apa yang terkandung. Selain itu, kalau disemprot pestisida menjelang panen disemprot, kan enggak benar itu. Juga harus diperhatikan dari cara mengelolanya,"
|
Selain itu, lulusan dari University of Queensland, Brisbane, ini juga menyebutkan manfaat kangkung yang menyehatkan ini tidak bisa dilupakan begitu saja. Antara lain mulai dari kandungan serat yang tinggi, vitamin A, karetenoid, mineral seperti kalium, magnesium, serta fosfor.
Tidak ada batasan khusus untuk konsumsi kangkung, namun Prof Hardinsyah menyebutkan idealnya konsumsi sayur sebanyak 250 gram per harinya, atau bila dikira-kira setara dengan dua cangkir sayur yang telah dimasak dan ditiriskan.
Baca juga: 5 Kandungan 'Super' Kangkung yang Menyehatkan, Siapa Nih yang Doyan?
(ask/up)
0 Response to "Makan Kangkung Sudah Membudaya, Ahli Gizi Sebut Kandungan LSD Baru Dugaan"
Posting Komentar