Peningkatan kasus influenza juga meningkat di Amerika Serikat. Dilansir dari New York Post, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, Brenda Fitzgerald mengatakan bahwa musim flu di seluruh Amerika Serikat menjadi salah satu yang paling parah dalam sejarah.
"Kami saat ini berada di tengah musim flu yang sangat aktif dengan sebagian besar negara ini mengalami aktivitas yang meluas dan intensif," ujarnya.
Baca juga: Kementerian Kesehatan RI Waspadai Flu 'Australia' H3N2
Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus seorang wanita yang meninggal setelah dua hari didiagnosis flu. Ialah Jenny Ching, seorang keturunan Asia yang tinggal di Massachusetts.
Jenny mengalami gejala flu yang semakin buruk setiap harinya. Setelah diperiksa, ternyata Jenny mengidap flu dengan komplikasi cukup berat.
"Dia menderita flu dan dia juga menderita infeksi bakteri. Itu benar-benar parah dan menyebabkan pneumonia berat," jelas suaminya, Matt Ching.
Menurut dokter spesialis paru, dr Rezki Tantular SpP, flu bisa berubah menjadi pneumonia jika virus tersebut sudah menyerang jaringan paru-paru yang disebut parenkim.
"Flu bisa saja menjadi bersifat mematikan, ada 2 hal yang menyebabkan komplikasi flu menjadi berat: respon imun penderita (host) terhadap virus yang kurang baik dan virulensi dari virus itu sendiri," tuturnya.
Maka dari itu, dr Rezki menyarankan untuk pemberian vaksinasi agar tidak terjadi hal seperti itu. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, dan olahraga dapat menjadi cara terbaik.
Baca juga: Saran Dokter Supaya Flu Tak Menjadi Komplikasi yang Mematikan(wdw/fds)
0 Response to "Flu di AS Semakin Parah, Wanita Ini Meninggal Usai Terdiagnosis"
Posting Komentar