Vaksin Dengue Diklaim Berisiko, Begini Penjelasan Pakar

Jakarta, Vaksin dengue yang ada di Indonesia memang sama dengan di Filipina, yaitu Dengvaxia produksi Sanofi, sebab Sanofi merupakan satu-satunya produsen vaksin dengue yang beredar di dunia.

Peneliti dengue, Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo menjelaskan, dari rilis yang dikeluarkan Sanofi, ada studi yang mengatakan pada anak-anak yang belum pernah terjangkit dengue lalu mendapatkan vaksin ini maka dalam jangka panjang (5-10 tahun) akan terjadi dengue berat. Dengue berat yang dimaksud adalah dengue derajat 1-2.

"Derajat 1-2 itu sebetulnya tidak berat. Memang dirawat tapi belum berat karena tidak ada syok atau perdarahan," jelasnya kepada detikHealth, Sabtu (9/12/2017).

Prof Sri menambahkan, bila dilihat dari jumlahnya, temuan Sanofi adalah 2 dari 1.000 kasus dengue berat dan 5 dari 1.000 kasus anak dirawat. "Itu kecil banget," imbuhnya.

Baca juga: Filipina Setop Vaksin Dengue, Perlukah Indonesia Melakukannya Juga?

Dari riset yang dilakukannya selama enam tahun terakhir, dari 2.000 kasus dengue yang ditemukan juga tidak ada yang dianggap berat. Prof Sri mengatakan dengue yang dianggap berat dan mengkhawatirkan adalah dengue derajat 3-4.

"Baru selesai September kemarin, dan dari 2.000 kasus di Jakarta, Bandung, Bali, nggak ada yang berat," ungkapnya.

Seperti dijelaskan sebelumnya, Prof Sri meminta agar isu ini tidak ditanggapi secara emosional. Pemberian vaksin dengue sendiri juga harus dibarengi dengan program pengendalian nyamuk yang intensif seperti yang selama ini dikampanyekan.

"Ini kan sebenarnya hanya vaksin tambahan dalam strategi. Kalau pengendalian nyamuknya nggak berjalan, sama aja kan?" pungkasnya.

Baca juga: Filipina Hentikan Vaksin Dengue, Bagaimana di Indonesia?(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Vaksin Dengue Diklaim Berisiko, Begini Penjelasan Pakar"

Posting Komentar