Studi di AS Klaim Polusi Udara Berada di Balik Kenakalan Remaja

Jakarta, Menghirup udara yang tercemar tidak hanya mengganggu sistem pernapasan. Pada kasus yang ekstrem, dampaknya bisa sampai ke otak dan mengakibatkan munculnya perilaku tercela pada remaja.

Inilah yang ditemukan tim peneliti dari University of Southern California setelah mengamati 682 partisipan sejak usia mereka baru 9 tahun, selama 9 tahun.

Kemudian peneliti menggunakan data monitor kualitas udara di California Selatan dalam kurun tahun 2000-2014 untuk mengecek level PM2.5 di lingkungan tempat tinggal mereka. PM 2.5 merupakan partikel halus yang terkandung dalam polusi udara.

Ironisnya, peneliti menemukan, tiga-perempat partisipan menghirup PM2.5 dengan level di atas rata-rata, yaitu di atas 12 mikrogram perkubik meter. Bahkan di wilayah-wilayah tertentu, tingkat pencemarannya mencapai dua kali lipat.

Padahal makin sering terpapar asap pembuangan kendaraan bermotor, makin besar peluang mereka untuk memperlihatkan perilaku anti-sosial saat tumbuh dewasa. Di antaranya melakukan tindakan curang, membolos, mencuri, vandalisme (coret-coret di ruang publik), pembakaran atau penyalahgunaan narkotika.

Diduga partikel-partikel halus ini terhirup masuk ke dalam tubuh hingga merambah ke otak dan menyebabkan kerusakan yang berakhir merusak sel-sel saraf yang berfungsi mengendalikan emosi dan pengambilan keputusan.

Baca juga: Polusi Udara Indonesia Menempati Peringkat 8 Paling Mematikan Sedunia

Temuan ini menambah bukti buruknya efek polusi udara terhadap otak, terutama ketika otak masih berkembang.

"Bahayanya yang paling menonjol adalah pada otak yang berkembang karena ini dapat merusak struktur otak dan jaringan sarafnya, sehingga seperti yang ditemukan studi kami, ini mempengaruhi perilaku saat mereka beranjak remaja," ungkap Dr Diana Younan, ketua tim peneliti, seperti dilaporkan Daily Mail.

Ia juga mengatakan efeknya serupa dengan paparan timah pada generasi muda, yang juga terbukti memiliki keterkaitan dengan kenakalan remaja.

Anak-anak yang tinggal di dekat jalan besar atau lingkungan yang minim ruang terbuka hijau juga memperlihatkan perilaku serupa.

"Ada kemungkinan tumbuh di lingkungan yang udaranya berada di level tidak sehat memiliki dampak negatif pada perilaku mereka, meski ini masih harus dipastikan lagi," pungkasnya.

Baca juga: Seberapa Bahaya Tercemar Polusi Udara? Ini Kata Dokter Paru

(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Studi di AS Klaim Polusi Udara Berada di Balik Kenakalan Remaja"

Posting Komentar