Dutip dari Huffington Post, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ontario, Kanada, orang yang dioperasi oleh dokter bedah wanita cenderung untuk tidak mengalami kegagalan atau meninggalnya pasien sebulan setelah operasi dibandingkan oleh dokter bedah pria.
Pada penelitian berbeda juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu orang yang dirawat oleh dokter wanita, pasien akan sedikit terhindar dari risiko kematian setelah 30 hari melakukan prosedur perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Kalau Dokternya Secantik Ini, Yakin Ingin Cepat Sembuh?
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa dokter wanita lebih cenderung mengikuti pedoman medis, berkolaborasi dengan rekan kerja, berkomunikasi lebih baik dengan pasien mereka.
"Pedoman kepatuhan, komunikasi, atau apa pun itu. Kami ingin memahami proses yang menyebabkan ahli bedah perempuan mendapatkan hasil yang lebih baik, sehingga pasien yang dirawat oleh ahli bedah mendapatkan hasil terbaik," ujar peneliti utama dari Universitas Toronto yang juga seorang dokter bedah, dr Christopher Wallis.
Berkat hasil dari penelitian ini, menurut data dari Asosiasi American Medical Colleges pada tahun 2015-2016, wanita muda yang mendaftar untuk mengikuti program spesialis bedah meningkat sekitar 35 persen.
"Hasilnya juga merupakan argumen untuk kebutuhan mengikutsertakan lebih banyak wanita ke dalam profesi ini dan memperlakukan mereka secara adil," kata dokter bedah dari Rumah Sakit Houston Methodist, dr Raj Satkunasivam.
Baca juga: Banyak Pasien Datang Berobat, Gara-gara Dokternya Cantik?
(wdw/up)
0 Response to "Tak Disangka, Faktor Ini Pengaruhi Risiko Kematian Saat Operasi"
Posting Komentar