"Dari sekian banyak bahan alami yang indonesia punya, pemanfaatan untuk diekstrak menjadi obat masih sedikit sekali. Baru sekitar 6-7 obat herba yang diklasifikasikan sebagai fitofarma," ujar Raymond R. Tjandrawinata, PhD, MS, MBA, FRSC, Director, Innovation and Scientific Development dari Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences saat ditemui di sela acara peluncuran HerbaPain di Bintaro.
Padahal, menurut Raymond, obat herba bisa sama hebatnya dengan kemampuan obat-obatan yang diperoleh secara kimiawi. Selain itu, efek samping yang didapatkan juga biasanya relatif lebih rendah.
"Respon di luar negeri pun baik, banyak juga yang mengolah bahan alami sebagai obat," ujarnya.
Baca juga: Ini Alasan Kurangnya Jumlah Obat Herba Terstandar dan Fitofarmaka di Indonesia
Seperti contohnya riset yang dilakukan oleh Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences menemukan fakta bahwa banyak sekali bahan alami yang bisa dijadikan obat untuk mengatasi sakit kepala, salah satunya adalah mahkota dewa.
Mahkota dewa memang memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah kandung anti inflamasinya yang mampu menjadi obat untuk masalah nyeri. Di samping itu, ia juga memiliki antioksidan, antijamur serta antibakteri.
"Dari penelitian yang kami coba kepada 20 buah yang ada, ternyata mahkota dewa adalah yang paling baik untuk mengatasi sakit kepala," tutupnya.
Baca juga: Dua Jalur Pengembangan Obat Herba di Indonesia(fds/fds)
0 Response to "Obat Herba di Indonesia Belum Diolah Dengan Baik"
Posting Komentar