Usus buntu adalah usus yang menggantung alias buntu tidak tersambung dengan bagian lain. Meski begitu usus buntu ini punya fungsi sebagai rumah bakteri baik yang mana jika bakteri baik dalam tubuh terjaga maka kekebalan tubuh juga akan terjaga.
Namun, dokter spesialis pencernaan dari RSCM, Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH sedikit meragukan kerupuk mentah yang tetap kenyal dari seblaklah penyebabnya. Menurutnya, organ pencernaan manusia sudah cukup hebat untuk mengolah makanan sehingga bisa diserap dan dikeluarkan dengan baik.
Baca juga: Kerupuk Seblak Picu Radang Usus Buntu? Ini Kata Dokter Pencernaan
Berkaitan dengan hal ini, detikHealth mengumpulkan deretan mitos dan fakta mengenai mengenai usus buntu.
Mitos
1. Biji jambu dan cabai bukan penyebab usus bantu
Banyak orang yang menyangka bahwa ketika menelan biji jambu dan cabai bisa mengakibatkan penyumbatan di usus yang akhirnya menjadi radang usus buntu. Padahal anggapan tersebut hanyalah mitos belaka.
"Sebenarnya mitos. Tapi apakah biji jambu dan cabai bisa nyangkut? Bisa, tapi biasanya keluar lagi bersama kotoran (feses)," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.
2. Berlari setelah makan
Orang yang berlari setelah makan biasanya mengalami rasa nyeri di bagian perut, dan salah satu gejala radang usus buntu adalah nyeri di perut juga. Kebanyakan orang mengaitkan keduanya.
Tetapi DR dr Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM, dokter di Divisi Digestif RSCM Kencana mengatakan hal itu tidaklah benar. Rasa nyeri itu timbul karena sirkulasi darah yang seharusnya menuju usus dialihkan ke otot.
3. Sering makan mi instan
Ini jurus terjitu orang tua jika anaknya terlalu sering makan mi instan. Mereka kerap mengaitkannya dengan terjadinya radang usus buntu. Bukan karena menyebabkan radang usus buntu, terlalu sering makan mi instan tidak baik untuk kesehatan sistem pencernaan.
Menurut dr Ari Fahrial, yang perlu diperhatikan adalah mi instan tidak mengandung gizi yang lengkap dan bukan makanan pokok.
4. Sering menahan BAB
Masyarakat juga sering mengaitkan radang usus buntu dengan seringnya menahan buang air besar (BAB). Namun dr Ari Fahrial menepis anggapan tersebut.
Walaupun radang usus buntu bisa disebabkan adanya feses yang mengeras di dalam sekum, dr Ari Fahrial menyarankan untuk memperbanyak mengonsumsi buah dan sayuran.
Baca juga: Senasib dengan Seblak, Makanan Ini Sering Dituduh Penyebab Usus Buntu
Fakta
1. Radang usus buntu disebabkan feses yang membatu
Radang usus buntu bisa terjadi karena obstruksi feses, yaitu terjadinya pengerasan feses menjadi batu yang dapat memboklir pembukaan rongga yang membentang di usus buntu.
2. Usus buntu bisa pecah
Usus buntu yang mengalami peradangan jika tidak segera diobati dapat mengakibatkan usus buntu itu sendiri pecah. "Pada radang usus buntu akut, kalau saat bergerak akan terasa sakit, ngangkat barang terasa sakit, itu usus buntunya bisa pecah. Itu harus dioperasi," jelas dr Ari Fahrial.
3. Terjadi lebih banyak pada pria
Radang usus buntu bisa terjadi pada siapa saja dengan rentang usia berapapun. Tetapi menurut penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, pria lebih berisiko terkena penyakit ini.
4. Gejala radang usus buntu hampir sama dengan gejala penyakit lain
Gejala radang usus buntu di antaranya nyeri di bagian perut. Gejala ini juga termasuk dalam gejala penyakit lain, seperti sakit mag, infeksi saluran kencing, kanker usus besar, ataupun penyakit lainnya.
Baca juga: Seblak Picu Radang Usus Buntu? Dokter Kaitkan dengan Kebersihan
(wdw/up)
0 Response to "Mitos vs Fakta yang Beredar tentang Radang Usus Buntu"
Posting Komentar