Dalam puisinya yang dibacakan di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat baru-baru ini, pria berusia 82 tahun ini menyampaikan data angka kematian korban beberapa penyakit per harinya, dan salah satunya karena asap rokok.
"'Datuk.. Datuk' kata cucuku Aidan. 'Kasih dong angka-angka tentang korban penyakit'," serunya.
Penyair berdarah Minang ini berujar dalam puisinya bahwa cucu-cucunya memintanya untuk memberikan data korban penyakit per hari, bukan per tahun.
"Ada penyakit yang namanya penyakit Nazi, 5.000 orang mati dalam satu hari. Kemudian ada lagi satu penyakit namanya penyakit komunisme, itu 4.500 orang korban mati satu hari dalam waktu 74 tahun. Nah, berikutnya korban yang lebih banyak lagi karena asap rokok, itu 13.000 orang mati dalam satu hari," terusnya bersyair.
Baca juga: Cegah Paparan Asap Rokok, Wanita Ini Gagas 'Kampung Tanpa Rokok'
Sambil memerankan keterkejutan cucu-cucunya, Taufiq menjelaskan bahwa angka 13.000 itu adalah angka rata-rata di seluruh dunia. Bagaimana di Indonesia?
"Asap rokok di negara kita, Indonesia ini 1.100 orang mati satu hari. Nah kalau gitu mari kita bandingkan dengan penyakit yang lain. Apa itu? Penyakit mati terhadap pakai narkoba. Di Indo itu orang mati karena pakai narkoba ada 40 orang sehari," lanjutnya.
Dari paparan data dalam puisi Taufiq, ancaman kematian karena asap rokok itu 25 kali lebih berbahaya dari ancama kematian dikarenakan napza (narkoba, psikotropika dan zat adiktif).
Lewat puisi tersebut, Taufiq berharap bahwa semua orang bisa sadar akan berbahayanya rokok, baik asap maupun residunya. Menurutnya, iklan rokok adalah dalang dari semakin maraknya pengonsumsian rokok di Indonesia.
"Rokok itu iklannya paling banyak sedunia di negara kita ini dan iklan itu semuanya berbohong," tutupnya.
Baca juga: Belajar dari Pengalaman Fitria, Hindari Merokok di Dalam Rumah
(wdw/fds)
0 Response to "Penyair Taufiq Ismail Sampaikan Kampanye Anti Rokok Lewat Puisi"
Posting Komentar