Hal ini karena otak selalu mengalami perubahan, tak peduli berapapun usia fisik seseorang. "Isu ini saya kira penting karena kebijakan yang berkaitan dengan kedewasaan perkembangan otak membutuhkan perhatian lebih, semisal dihadapkan pada situasi ketika seorang anak melakukan tindak kriminal," kata peneliti, Leah Sommerville, ahli psikologi dari Harvard University.
Sommerville melanjutkan, tak banyak yang tahu jika tiap-tiap bagian otak mengalami kematangan di waktu yang berbeda-beda atau tidak bersamaan.
"Otak berkembang dalam bentuk penambahan gelombang, dan tiap-tiap bagian mengalami perkembangan yang signifikan di waktu yang berbeda-beda. Jadi jika ditanya kapan otak mengalami kematangan, itu tergantung pada bagian mana yang kita bicarakan," ungkapnya seperti dilaporkan CNN.
Baca juga: Benarkah Kondisi Otak Bayi Prematur Pengaruhi Kecerdasannya Kelak?
Meski tak terlibat dalam studi ini, Dr Jess Shatkin, psikiater anak dan remaja dari NYU Langone Medical Center membantu menjelaskan, otak terdiri atas dua jaringan: gray matter dan white matter.
Di awal-awal kehidupan, gray matter tumbuh dan berkembang lebih cepat, termasuk membentuk sinapsis atau koneksi antarsaraf otak. Hal ini dibutuhkan saat seorang anak mulai belajar tentang berbagai hal.
Kemudian tubuh bersiap memasuki masa puber, otak perlahan memangkas beberapa gray matter dan beralih menggenjot produksi white matter. Proses ini dikatakan Jane menjadikan otak mampu berbagi informasi lebih baik dan lebih cepat.
"Tetapi sebenarnya volume otak tidak berubah. Kita cuma kehilangan 1 persen gray matter di kisaran usia 13 tahun dan ketambahan 1 persen white matter di waktu yang bersamaan. Semenjak itu, ini berlangsung terus-menerus," paparnya.
Perubahan ini akan tetap berjalan sampai usia 20-an bahkan 30-an atau lebih. Meski demikian, Shatkin menambahkan proses kematangan otak ini cenderung terjadi lebih dini pada otak wanita ketimbang pria.
Temuan ini menepis anggapan bahwa otak manusia berhenti berkembang di saat usia seseorang memasuki dewasa. Tidak menutup kemungkinan inilah alasan mengapa ada orang-orang yang bertingkah kekanak-kanakan di usia dewasa dan begitu juga sebaliknya.
Baca juga: Meski Berbohong Tidak Baik, Tapi Bisa Jadi Tanda Perkembangan Otak Anak Lho(lll/vit)
0 Response to "Studi: Fisik Boleh Tua Tetapi Otak Belum Tentu"
Posting Komentar