Risiko Kematian Akibat Serangan Jantung Berhubungan dengan Tingkat Pendidikan

Jakarta, Penyakit bisa saja sulit dicegah dan diantisipasi jika wawasan tentang penyakit yang bersangkutan sangat minim. Begitu pula dengan serangan jantung.

Bahkan kondisi seperti ini juga lumrah ditemukan di negara maju seperti Australia. Setidaknya inilah yang ditemukan peneliti Australian National University baru-baru ini.

Lewat pengamatan riwayat kesehatan dari 260.000 pria dan wanita berusia 45 tahun ke atas selama lima tahun, ditemukan bahwa orang Australia yang hanya mengantongi ijazah sekolah menengah berpeluang dua kali lebih tinggi untuk terkena serangan jantung ketimbang yang sarjana.

Bahkan peneliti mengatakan risiko serangan jantung pada orang yang kurang berpendidikan bisa mencapai 150 persen, dan 50 persen untuk risiko stroke.

Baca juga: Wajib Tahu! Begini Penanganan Pertama pada Serangan Jantung Mendadak

Lantas apa hubungannya tingkat pendidikan dengan peluang serangan jantung? Dr Rosemary Korda, ahli epidemiologi dari ANU dan juga ketua tim peneliti menjelaskan, seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki lebih banyak 'sumber daya' untuk menjaga kesehatan jantungnya.

"Mereka yang berpendidikan tinggi rata-rata memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap kesehatan. Dan ketika penghasilannya juga tinggi, akses pada fasilitas kesehatan mereka terbuka luas," terang Rosemary seperti dilaporkan ABC Australia.

Tetapi Rosemary tidak menampik jika kebiasaan atau gaya hidup yang dimiliki orang berpendidikan tinggi ikut memberi andil. Semisal soal kebiasaan merokok, mereka yang berpendidikan rendah biasanya memiliki kebiasaan merokok yang buruk padahal merokok adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung.

"Bisa juga karena aktif tidaknya melakukan kegiatan fisik dan pola makan," lanjutnya.

Baca juga: Kembalikan Fungsi Napas yang Terhenti dengan 4 Langkah Resusitasi Jantung Paru

Dalam sebuah acara pelatihan bantuan hidup dasar bersama Indonesia Healthcare Forum (Indo HC) di Jakarta beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Djarot Saiful Hidayat pernah mengemukakan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor tiga di DKI Jakarta. Namun pengetahuan orang Jakarta untuk melakukan pertolongan pertama sangatlah minim.

Itulah sebabnya pasien serangan jantung yang mengalami serangan di tempat umum lebih sering hanya jadi tontonan saja. Untuk itu ia juga berharap, kemampuan untuk memberikan bantuan hidup dasar ini dimiliki oleh mereka yang bekerja di ruang publik.

"Misalnya yang bekerja sebagai security di mal, atau juru parkir dan juga petugas Transjakarta. Kemampuan ini penting sehingga kalau ada pasien serangan jantung jangan hanya ditonton tapi juga ditolong," tuturnya seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Risiko Kematian Akibat Serangan Jantung Berhubungan dengan Tingkat Pendidikan"

Posting Komentar