Komposisi masyarakat Indonesia memang didominasi usia produktif. Namun dengan meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, artinya jumlah lansia di negara ini juga tak bisa dianggap kecil.
Menanggapi kondisi ini, Maret lalu Kementerian Kesehatan meluncurkan strategi nasional penanggulangan penyakit Alzheimer dan demensia.
"Angka harapan hidup Indonesia sekarang 72 tahun pada tahun 2015. Padahal semakin uzur seseorang maka semakin rentan untuk terjadi penyakit Alzheimer," tutur Menkes saat peluncuran program.
Menkes mengatakan Alzheimer dan demensia bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga sosial. Sebab lansia dengan kedua penyakit ini rentan terisolasi dari keluarga dan lingkungan. Untuk itu menkes berharap strategi ini akan mengoptimalkan upaya pencegahan demensia sejak dini, sehingga lansia juga tidak kehilangan produktivitas di masa yang akan datang.
Ditambahkan Direktur Eksekutif Alzheimer's Indonesia, DY Suharya, dampak Alzheimer dan demensia tak hanya dirasakan pasien sendiri, tetapi juga ke keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
"Jadi nggak kerja karena harus ngurusin orang tuanya, beban stres besar dan jadinya depresi," kisah wanita yang juga menjadi caregiver dari ibunya yang juga pasien Alzheimer.
Baca juga: Kemenkes Luncurkan Strategi Nasional Penanggulangan Alzheimer dan Demensia
Hadir dalam kesempatan yang sama, Marc Wortmann, Direktur Eksekutif Alzheimer's Disease International, mengapresiasi peluncuran strategi nasional ini.
"Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki strategi nasional untuk penanganan demensia dan alzheimer. Diharapkan Indonesia menjadi contoh negara-negara lain di Asia Tenggara," tuturnya.
Marc menambahkan, Indonesia bisa mencontoh Korea Selatan dan Jepang yang dikenal mumpuni dalam menangani pasien Alzheimer maupun demensia. Hal ini dikarenakan di kedua negara tersebut, jumlah populasi lansianya cukup tinggi.
Berdasarkan kunjungannya ke dua negara tersebut, masyarakat lansia di Jepang dan Korea cukup bahagia dan sejahtera. Strategi yang digunakan kedua negara itu antara lain setiap daerah memiliki penanggung jawab lansia yang bertugas untuk mengawasi sekaligus menyediakan kebutuhan lansia.
"Jadi orang tersebut mengetahui alamat dokter terdekat dari rumah pasien, tahu kapan jadwal terapinya, bertugas membelikan obat pasien sehingga lansia tidak perlu melakukan pekerjaan tersebut seorang diri," tuturnya.
Program lainnya adalah komunitas lansia. Program ini membuat lansia tinggal berdekatan dalam satu kompleks rumah. Selain mempermudah pengawasan, lansia juga dapat melakukan interaksi sosial dengan sebayanya.
Baca juga: Tak Sekadar Pikun, Demensia dan Alzheimer Tergolong Penyakit Berat(lll/up)
0 Response to "Maret: Kemenkes Luncurkan Strategi Nasional Tanggulangi Alzheimer"
Posting Komentar