Maret: Jumlah Kasus TB Kebal Obat Indonesia Naik

Jakarta, Dari data yang dihimpun Kementerian Kesehatan terungkap, angka kejadian tuberkulosis kebal obat atau multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) di Indonesia makin hari makin bertambah.

Pasien dikatakan mengidap MDR-TB bila sudah kebal terhadap obat TB lini pertama seperti Rifampisin. Tercatat pada tahun 2015, jumlah kasus MDR-TB di Indonesia mencapai 1.840 kasus yang terkonfirmasi dari sekitar 15 ribu suspek. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun lalu yang telah mencapai angka 1.752 kasus terkonfirmasi.

Peneliti dan ahli paru Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) dari WHO mengutarakan ada beberapa alasan yang mendasari hal ini.

Pertama, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap pemakaian obat antibiotik rendah, alias obat tak pernah tuntas dipakai sehingga bakteri pemicu TB menjadi kebal terhadap obat yang seharusnya bisa melumpuhkannya.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr HM Subuh, MPPM meyakinkan bahwa TB bisa disembuhkan, asal sabar dan disiplin minum obat.

Justru bila dibiarkan hingga menjadi MDR-TB dan menular, maka yang tertular juga akan langsung terkena MDR-TB, bukan TB tahap pertama.

Peluang kesembuhan saat TB tahap pertama disembuhkan juga masih tinggi, yaitu sekitar 90 persen. Akan tetapi jika sudah menjadi MDR-TB akan menurun menjadi tinggal 30-50 persen saja.

Maret: Jumlah Kasus TB Kebal Obat Indonesia NaikFoto: Muhamad Reza Sulaiman

Baca juga: Data Sebaran TB Kebal Obat di Indonesia: Tiap Tahun Meningkat

Kedua, mulai banyak otoritas kesehatan dunia menyadari ancaman TB kebal obat. Fungsi monitoring menjadi diperketat dan hasilnya adalah makin banyak angka kejadian ditemukan.

"Sekarang kan upayanya lagi aktif-aktifnya nih jadi bisa ketemu lebih banyak terlaporkan lebih banyak, tapi ya memang bisa juga karena ada peningkatan. Sekarang sih saya menduga banyak negara melaporkan naik karena case findingnya lebih baik," kata Prof Tjandra seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.

Dari data yang sama terlihat kasus TB di Indonesia sebenarnya cenderung stagnan. Namun bila dibandingkan dengan negara lain, penurunan kasusnya tak cukup banyak sehingga Indonesia menjadi negara dengan pengidap kedua terbanyak setelah India, dengan jumlah kasus mencapai kurang lebih 400.000-an, 6.200 di antaranya merupakan pasien MDR-TB.

Persoalan lain yang dikaitkan dengan MDR-TB adalah biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk berobat. Selain pengobatannya lebih lama karena lebih sulit disembuhkan, biaya berobatnya juga lebih berat.

"Kalau TB biasa pengobatannya itu bisa menghabiskan dana sekitar Rp 1,2 juta. Kalau sudah jadi MDR harga obatnya sudah bisa jadi sekitar Rp 100 juta," tambah Prof Tjandra.

Maret: Jumlah Kasus TB Kebal Obat Indonesia NaikFoto: Reza/detikHealth

Tahun ini Kemenkes menargetkan penyakit ini dapat dieliminasi di tahun 2035, yaitu kasus TB kurang dari 1 per 100.000 penduduk. Dalam hal ini, Kemenkes meluncurkan program Temukan dan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (Toss TB) sebagai langkah awal untuk meningkatkan temuan kasus.

Lewat program ini Kemenkes berupaya untuk lebih sering melakukan skrining dini. Di awal tahun tercatat sudah ada 4 juta orang yang melakukan skrining. "Toss TB ini diharapkan dapat membongkar gunung es. Dari 4 juta itu yang positif ditemukan sekitar 8 sampai 10 persen," timpal Subuh.

Baca juga: Targetkan Indonesia Eliminasi TB Tahun 2035, Ini Langkah Kemenkes(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Maret: Jumlah Kasus TB Kebal Obat Indonesia Naik"

Posting Komentar