Menanggapi hal tersebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di bawah kepemimpinan Dr Ir Penny K. Lukito, MCP, berjanji ke depan akan semakin terbuka dengan informasi. Lewat media massa, BPOM akan terus berupaya memberikan konfirmasi untuk melawan kabar-kabar hoax.
Selain itu akan ada juga gerakan edukasi sebagai langkah agar masyarakat bisa menjadi konsumen cerdas. Cerdas dalam arti masyarakat bisa mengenali produk seperti apa yang memang aman atau justru berbahaya.
"Kita terus edukasi informasi ke masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas. Pelanggaran obat dan makanan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Penny ketika ditemui di lingkungan kantor BPOM, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).
Baca juga: Kata Dokter Jiwa Soal Orang-orang yang Gemar Menyebar Broadcast Hoax
Untuk informasi mengenai suatu produk itu sendiri BPOM berencana mengenalkan sebuah barcode / QR code yang tertera di label makanan dan obat. Lewat bantuan aplikasi, masyarakat bisa mengetahui berbagai informasi identitas produk mulai dari tanggal pembuatan, nomor izin edar, hingga tanggal kadaluarsa.
Bila kemudian memang terdeteksi ada yang mencurigakan dari produk, maka siapa saja dapat langsung melapor. Dengan demikian fungsi pengawasan BPOM sendiri juga akan menjadi lebih luas karena masyarakat berpartisipasi aktif.
Baca juga: Agar Tak Terjerumus Hoax Sesat, Ini Cara Jadi Pasien Cerdas(fds/lll)
0 Response to "Hadapi Kabar Hoax di Media Sosial, BPOM Berusaha Lebih Terbuka"
Posting Komentar