Bukan 'Comfort Food', Stres Tak Berkesudahan Itu Obatnya 'Superfood'

Jakarta, Ada banyak cara yang bisa dipilih untuk mengalihkan diri dari stres seperti berbelanja atau melakukan hobi. Namun banyak juga yang lebih memilih makan untuk meredakan stres.

Sayangnya saat stres, kebanyakan orang akan cenderung memilih makanan yang tak sehat. Hal ini telah terbukti dalam berbagai riset. Padahal menurut National Institutes of Health, bukan makanan tinggi lemak dan tinggi gula yang bisa meredakan stres, tetapi superfood alias makanan super.

"Banyak di antaranya mampu mendorong produksi glutathione dalam tubuh. Ini adalah asam amino yang berperan dalam proses detoksifikasi," jelas ahli stres, Pete Sulack.

Pria yang juga menulis buku tentang manajemen stres itu menjelaskan, ketika superfood memenuhi kebutuhan nutrisi sekaligus menghilangkan racun dalam tubuh, maka mereka juga otomatis melawan stres yang dirasakan seseorang.

Pilihan superfood yang paling direkomendasikan antara lain kale, brokoli, sayuran berdaun hijau, seledri, kacang, salmon, makanan fermentasi seperti kimchi, rempah-rempah serta buah organik, terutama stroberi dan sejenisnya yang kaya akan vitamin C.

"Lewat percobaan, tikus yang diberi makan vitamin C dan diberi tekanan tidak mengalami peningkatan kadar kortisol yang menjadi indikator stres. Sebaliknya tikus yang tidak memperoleh vitamin C mengalami kenaikan kortisol hingga tiga kali lipat," kata Sulack lagi.

Baca juga: Sedang Stres Tapi Maunya Cuma Makan? Waspada Adiksi Makanan!

Studi lain yang dipublikasikan jurnal Psychopharmacology di tahun 2001 juga menyebut, asam askorbat atau vitamin C juga dapat membantu menurunkan kadar kortisol di tubuh manusia. Partisipan yang diberi vitamin C dosis harian juga memiliki tekanan darah sistolik lebih rendah dibanding yang tidak.

Lantas bagaimana makanan bisa mempengaruhi mood seseorang? Kate Brookie dari University of Otago, Selandia Baru mengatakan, bahan makanan seperti buah dan sayur memberikan nutrisi yang dibutuhkan otak untuk bekerja, termasuk untuk mengatur mood.

Ia mengambil contoh, vitamin C dikenal terlibat aktif dalam produksi dopamine, hormon yang memicu perasaan bahagia. Begitu juga dengan vitamin B yang berperan dalam memacu serotonin, neurotranmitter yang berperan dalam menentukan mood.

"Mungkin dengan mengonsumsi makanan seperti ini, sistem-sistem di dalam tubuh menjadi berfungsi optimal, sehingga kesehatan mental ikut terjaga," ungkapnya seperti dilaporkan CNN.

Sulack mengingatkan, justru yang selama ini dianggap sebagai 'comfort food' seperti kentang goreng atau es krim dapat memicu pelepasan senyawa kimia di otak yang hanya memberikan kesenangan semata saja. Setelah itu, senyawa ini akan memicu stres di tubuh juga otak.

Makanan yang bisa memicu stres tak berkesudahan di tubuh antara lain makanan olahan dan makanan yang tinggi gula serta kafein seperti soda atau minuman berenergi. Tak hanya itu, Sulack juga meminta untuk membatasi konsumsi gula, lemak jenuh dan lemak trans, pemanis buatan, hingga alkohol untuk mencegah terjadinya stres tersebut.

"Bahan-bahan makanan semacam ini biasanya disebut 'Western Diet' dan belakangan mulai sering dibuktikan keterkaitannya dengan kesehatan mental yang buruk, di samping beragam gangguan kesehatan fisik," imbuh Brookie.

Baca juga: Waspada, Studi Ungkap Dapur yang Berantakan Bisa Bikin Gemuk(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Bukan 'Comfort Food', Stres Tak Berkesudahan Itu Obatnya 'Superfood'"

Posting Komentar