Pria Paruh Baya Ini Rawat Sendiri Wajahnya yang Nyaris Habis karena Kanker

Ponorogo, Jemadi (51), warga Ponorogo mengaku terkena kanker ganas di wajahnya. Meski kondisinya semakin memprihatinkan, namun Jemadi enggan berobat.

Ketiadaan biaya membuat Jemadi harus pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Sehari-hari Jemadi harus berdiam diri di rumahnya di Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo. Kanker kulit ganas hampir membuat wajahnya 'habis'.

"Itu awalnya itu kan tahi lalat kecil di hidung, pas di Jakarta dibawa ke puskesmas. Saya diobatkan," ujar Jemadi saat ditemui di rumahnya, Selasa (8/11/2016).

Untuk mengurangi rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba, Jemadi meminum obat yang dijual bebas di toko dekat rumahnya. Sementara untuk menutupi lukanya, ia menggunakan kain tisu. Perawatan itu dilakukan sendiri oleh Jemadi karena keluarga tidak tega dengan kondisi wajahnya.

"Kalau pas kambuh rasanya clekit-clekit, kepalanya panas kayak di tusuk jarum, itu minum obat warung, sekali minum dua tablet," terangnya.

Menurut Kunindah (27), anak pertama Jemadi, ayahnya sebenarya terdaftar sebagai peserta BPJS.Namun pihak keluarga tidak berani membawa Jemadi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Mereka khawatir biaya pengobatan tidak sepenuhnya ditanggung BPJS.

"Takutnya kan keluarga dimintai biaya lebih besar, kan nggak punya," kata Kunindah.

Baca juga: Kisah Pria yang Kepalanya Membesar Hingga 2 Kali dari Ukuran Normal

Sementara itu, Kepala Departemen Humas BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi saat dihubungi melalui telepon mengatakan warga yang telah terdaftar kepesertaan di BPJS Kesehatan tidak perlu khawatir dalam menggunakan kartunya. Dia pun menyarankan Jemadi untuk ke puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama terlebih dahulu. Di sanalah dokter yang akan lebih tahu bagaimana pengobatan selanjutnya.

"Yang penting sesuai indikasi medis dan sesuai prosedur, serta tidak naik kelas (akan dijamin). Banyak kok pasien kanker yang dijamin obatnya," ujar Irfan.

Beberapa kali yang jadi masalah pasien adalah ketiadaan fasilitas pengobatan kanker yang lengkap, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit di daerah lain.

"Yang tidak diperbolehkan dan tidak diperkenankan itu faskes meminta biaya tambahan pada peserta. Kalau dimintai, lapor segera. Kalau diminta untuk tebus obat tertentu, pasien juga berhak untuk menanyakan," sambungnya.

Jika Jemadi masih bingung terkait penggunaan kepesertaan BPJS-nya, Irfan memintanya untuk bertanya ke petugas BPJS Kesehatan setempat.

Baca juga: Pasien Transplantasi Wajah Pertama di Dunia Meninggal karena Kanker(vit/vit)

0 Response to "Pria Paruh Baya Ini Rawat Sendiri Wajahnya yang Nyaris Habis karena Kanker"

Posting Komentar