Taruna justru membagikan 'ancaman' si pembully dan keberaniannya untuk melawan si pembully diapresiasi oleh netizen. Bahkan, unggahannya soal ancaman yang diterimanya menjadi viral.
Dalam foto email ancaman yang diterima Taruna, si pembully mengaku sudah meretas data cadangan yang berisi video serta foto-foto pribadi Taruna. Ia pun meminta Taruna merekam sebuah video dengan adegan tertentu dalam waktu 3 hari jika Taruna tak ingin video dan foto-foto 'nakal'nya tersebar.
"Alih-alih menuruti permintaannya, saya justru menyebarkan hal ini. Dengan begitu, perempuan lain bisa mengambil pelajaran bahwa kita harus tetap berdiri dengan berani untuk menghadapi pengganggu rendahan seperti ini," tulis Taruna dalam keterangan foto yang diunggahnya pada 22 Oktober lalu.
Taruna berharap, netizen bisa membagikan foto berisi email si pembully. Jika ada orang yang mengetahui rekam jejak orang tersebut di dunia maya, diharapkan bisa memberitahunya atau menginformasikan langsung ke detektif yang menangani kasus ini melalui nomor telepon yang dicantumkan Taruna.
"Tolong bantu saya menangkap orang cabul ini," ujarnya.
Sampai saat ini, unggahan foto email tersebut sudah dibagikan lebih dari 4.500 kali. Sebanyak 2.800 lebih komentar pun diungkapkan para netizen. Kebanyakan dari mereka salut dan mengapresiasi keberanian Taruna untuk menghadapi cyber bullying yang ia alami.
Baca juga: Jangan Main-main, Cyberbullying Bisa Bikin Sakit Jantung Hingga Bunuh Diri
Selain itu, banyak juga pengguna Facebook dari negara lain yang memberi dukungan agar Taruna tetap kuat. "Semua dukungan dari Brazil. Kamu luar biasa," tulis Luiza Boechat. Sementara, Zulfiqar Ali mengirimkan dukungannya dari Pakistan.
Terkait menyikapi bullying termasuk cyberbullying yang dialami seseorang, psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan sebenarnya di manapun bentuknya, bullying yang terjadi harus diputus rantainya. Dengan artian, harus dihilangkan kesempatan bagi si pembully melakukan bullying.
Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melawan. Dalam kasus Taruna, Ratih menanggapi bahwa self defense mechanism yang dilakukan Taruna yakni dengan meng-capture isi email ancaman tersebut kemudian dibagikan untuk menunjukkan bahawa orang itu (si pembully) adalah orang yang mesti diwaspadai.
Hanya saja, Ratih mengingatkan dalam mengambil satu jalan keluar, perlu dipikirkan konsekuensinya. Jika efeknya minor atau tidak terlalu signifikan, maka tidak masalah. Namun, jika efeknya signifikan dan cukup membahayakan, lebih baik menghubungi pihak yang berwajib.
"Karena dengan men-share kembali, belum tentu bisa tepat sasaran. Justru mungkin aja orang yang mengancam ini psycho dan itu malah bisa bikin si orang ini makin menjadi-jadi, makin bahaya. Bagus sekali kalau si remaja ingin meningkatkan awareness ke orang lain soal si pelaku ini. Tapi tetap ya, harus dipikirkan efek atau konsekuensinya buat dia saat dia melawan cyberbullying ini," kata Ratih.
Baca juga: Cyber Bullying Kadang Bisa Dipicu si Anak Sendiri
(rdn/up)
0 Response to "Keberanian Wanita Muda Lawan Cyberbullying yang Jadi Viral"
Posting Komentar