Menurut dr Grace Tumbelaka, SpKO, dari RS Jakarta, secara umum jika dilakukan secara asal-asalan dan tak hati-hati tentu bisa berisiko menimbulkan cedera. Termasuk juga pada latihan trampolin.
"Secara umum saat seseorang mau olahraga, dilihat sistem muskuloskeletal dan kemampuan jantungnya. Dari sisi muskuloskeletal, untuk olahraga yang sifatnya high impact ya orang dengan cedera lutut atau tungkai bawah itu tidak disarankan," ujar dr Grace dalam diskusi media bersama Jumped: Trampoline Fit Club 'Bincang-bincang Santai Trampolin dan Manfaatnya' yang diadakan di Scientia Square Park, Serpong, Tangerang, Rabu (23/11/2016).
Baca juga: Hap, hap! Selain Seru, Lompat Trampolin Juga Termasuk Olahraga Menyehatkan
Latihan lompat dengan trampolin termasuk kategori olahraga low impact, namun tetap memerlukan keseimbangan yang baik. Sehingga untuk melakukannya pun tetap harus memerhatikan kemampuan muskuloskeletal dan jantungnya.
"Tapi latihan trampolin ini juga salah satu latihan rehabilitasi yang bisa dilakukan pada pasien cedera tungkai bawah, untuk melatih keseimbangannya. Harus hati-hati," imbuhnya.
Sementara itu, menurut Head of Coach and Trainer dari Jumped Trampoline Fit Club, Chris Nata Kusuma, bermain atau olahraga trampolin harus dilakukan dengan standar keamanan khusus. Dalam satu sesi, latihan trampolin standar internasionalnya dilakukan di kotak berukuran 2,35 meter x 2,35 meter. Dalam satu kotak juga baiknya digunakan oleh satu orang saja untuk mencegah cedera.
"Berat badan maksimalnya 120 kg, ini juga untuk mencegah cedera lutut, karena kan akan menahan beban. Atribut khusus sebaiknya pakai kaus kaki khusus yang dibawahnya ada rubber, supaya tidak slip dan terpeleset. Latihannya harus bertahap mulai dari gerakan sederhana untuk pemula sampai untuk tingkat mahir dengan alat dan gerakan yang lebih kompleks," sambung Chris.
Baca juga: Begini Efek yang Dirasakan Tubuh Jika Malas Olahraga
(ajg/vit)
0 Response to "Begini Cara Hindari Cedera Saat Hendak Mencoba Latihan Trampolin"
Posting Komentar