Menurut dr Liva Wijaya dari RS Mitra Keluarga Kemayoran, fungsi dari rambut kemaluan salah satunya adalah menjaga supaya benda asing tidak masuk ke alat vital. Ketika dicukur, dengan posisi mencukur yang kurang tepat dan tidak steril, maka bisa memicu infeksi.
"Sering kan kalau dicabutin rambutnya ternyata banyak kayak tumbuh jerawat di bawahnya gitu. Itu karena mencabut atau shaving yang nggak bener," kata dr Liva kepada wartawan baru-baru ini.
Baca juga: Ukuran Kelamin Wanita Tak Pengaruhi Kepuasan Bercinta
"Kalau rambut kemaluan dipangkas terlalu pendek juga sakit, kalau terlalu panjang juga bisa memicu infeksi. Jadi lebih baik, trimming aja, memendekkan saja, tapi tidak dipangkas habis," lanjut dr Liva.
dr Liva mengatakan boleh-bolehs aja jika seseorang hendak melakukan waxing. Tetapi, perhatikan caranya tepat dan steril sehingga tidak berisiko infeksi. Ketika muncul infeksi di area genital, menurut dr Liva belum tentu karena rambut kemaluan yang terlalu panjang.
Dalam artian, perlu ditilik lagi penyebabnya apakah memang karena rambut kemaluan terlalu panjang hingga memicu infeksi, karena jarang mengganti celana dalam sehingga kondisinya lembap, atau terjadi infeksi yang dipicu oleh cara membasuh yang kurang tepat, yakni tidak dari arah depan (vagina) ke belakang (anus).
"Kalau khusus ibu hamil cara mencukur rambut kemaluan nggak ada ketentuan khusus. Intinya kalau tidak terjadi apa-apa, mau rambut kemaluannya sepanjang apa kalau memang nggak ada masalah ya nggak apa-apa," pungkas dr Liva.
Baca juga: Gatal di Kemaluan? Mungkin Ada Kutu Atau Rambutnya Salah Tumbuh
(rdn/up)
0 Response to "Untuk Cegah Infeksi, Perlukah Rambut Kemaluan Dicukur Habis?"
Posting Komentar