Kepala Laboratorium ReGeniC, Yuyus Kusnadi, PhD, mengatakan secara defisini, stem cell merupakan sel yang bisa berubah menjadi banyak tipe sel lainnya. Sehingga, metode terapinya pun harus dilakukan dengan baik dan tepat, seperti melalui intravena atau operasi langsung ke jaringan target.
Dengan kata lain, pengobatan terapi stem cell yang menggunakan obat oral atau krim oles bisa jadi bukan merupakan terapi stem cell. Stem cell membutuhkan sel dalam keadaan hidup untuk bisa bekerja.
"Kalau ditelan kan otomatis masuk ke lambung. Sel tidak akan bisa hidup di situ karena lambung sangat asam, pHnya saja 1 pasti sel mati," tutur Yuyus dalam media workshop Stem Cell dan Anti-Ageing Revolution Kalbe Farma di Hotel Westin, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jumat (21/10/2016).
Meski begitu, Yuyus tidak menampik ketika ada beberapa pengakuan atau testimoni yang mengaku menerima manfaat dari obat stem cell oral. Namun hal ini tidak bisa dijadikan bukti ilmiah karena tidak semua orang mengalaminya.
Hal yang sama berlaku bagi obat krim oles yang mengaku sebagai terapi stem cell. Yuyus mengatakan secara definisi, perbedaan antara pengobatan stem cell secara intravena dan bedah dengan obat oral dan oles sangat jelas.
"Kalau obat oral atau oles yang mengatakan stem cell itu tidak tepat. Mungkin saja memang bahan dasarnya stem cell, tapi yang diambil hanya proteinnya saja atau growth factornya saja, jadi bukan sel hidup secara keseluruhan sehingga tidak dikategorikan sebagai terapi stem cell," urai pria yang juga aktif di Stem Cell and Cancer Institute ini.
Dari sisi donor, stem cell terbagi menjadi dua yakni autologous dan allogeneic. Autologous merupakan stem cell yang berasal dari donor dan recepien yang sama. Dalam artian, stem cell yang diambil dari pasien A akan digunakan untuk pengobatan pasien A sendiri.
Sementara stem cell allogeneic adalah stem cell yang diambil dari sumber luar. Misalnya, stem cell yang diambil dari orang lain untuk pasien A, atau stem cell yang diambil dari tanaman atau hewan. Nah, inilah yang biasa digunakan sebagai bahan obat oles atau obat oral yang mengaku stem cell.
"Makanya, apakah mau jaringan dari tanaman atau hewan masuk ke tubuh kita? Ingat ya, ini berbeda dengan makanan seperti minum jamu atau makan daging yang memang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi," urainya.
"Ibaratnya begini, susu kan bermanfaat, baiknya diminum dong. Tapi apa Anda mau susu masuk tubuh melalui infus? Kan nggak lah," paparnya lagi.
(mrs/up)
0 Response to "Pakar: Obat Oral dan Oles Bukan Termasuk Terapi Stem Cell"
Posting Komentar