Makin Makmur, Orang Asia Adopsi Gaya Hidup Tak Sehat

Jakarta, Sebuah studi mengungkap lebih dari separuh kasus kanker di dunia terjadi di Asia. Ironisnya, hal ini bisa jadi dipicu oleh perubahan gaya hidup yang cenderung tidak sehat.

Hal ini dikemukakan oleh John Ketchum, Head of Emerging Growth Markets, Novartis Oncology dalam acara 'Transforming Cancer Care in Asia' di Shanghai baru-baru ini.

Bila ditengok lagi, angka kasus kanker di Asia memang mengalami peningkatan pesat belakangan ini. Bahkan di tahun 2008, angkanya sudah mencapai 6,1 juta kasus dengan 4,1 juta di antaranya meninggal dunia.

Diperkirakan angka ini akan naik mencapai 10,6 juta di tahun 2030, dengan jumlah kematian mencapai 7,5 juta.

Mengapa perkiraannya bisa sampai seburuk itu? Ketchum mengatakan ini bisa jadi adalah produk sampingan dari kesuksesan ekonomi Asia, yang kemudian mendorong banyak orang untuk mengadopsi gaya hidup tak sehat.

Ada tiga aspek perubahan gaya hidup yang menurut Ketchum sangat berkaitan dengan tingginya prevalensi kanker di Asia. Pertama, kebiasaan merokok.

"Ini seperti di AS. Di tahun 60-70an, merokok menjadi kebiasaan yang sangat umum. Lalu marak kanker paru, kebiasaan masyarakat untuk merokok menjadi terkendali. Saya kira Asia baru sampai pada tahapan ini," terangnya.

Baca juga: Studi: Tingkat Pendapatan Rendah, Angka Kematian Pasien Kanker Lebih Tinggi

Kedua, karena makin makmur, banyak orang yang tidak begitu aktif bergerak. Kebanyakan dari mereka hanya menghabiskan waktu untuk duduk sepanjang hari, baik di rumah maupun tempat kerja.

Kondisi ini diperparah dengan aspek pola makan. Ketchum mengatakan, ketika seseorang memiliki banyak uang, maka mereka cenderung menggunakannya untuk membeli makanan yang tak menyehatkan.

"Tak heran bila kemudian banyak pasien kanker di Asia terdiagnosis di stadium lanjut," tegasnya.

Selain terkait soal diagnosis, rendahnya akses pengobatan dan diagnosis di Asia juga dianggap ikut memperburuk gambaran kasus kanker di Asia. Kurangnya akses ini lumrah ditemukan di negara miskin.

Dari studi yang dipublikasikan jurnal BMC Medicine tersebut juga terungkap bahwasanya 70 persen penduduk di negara dengan pendapatan sedang dan rendah adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada stadium lanjut.

Akibatnya, 50 persen dari mereka hanya bisa bertahan hidup maksimal lima tahun saja pasca diagnosis.

Baca juga: Cegah Kanker Payudara pada Ibu-ibu, Tak Hanya Andalkan Menyusui

Pendapat serupa juga dikemukakan Prof dr Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, dari Universitas Indonesia mengutip hasil riset ASEAN Cost in Oncology.

"Yang miskin angka kematiannya lebih tinggi. Pada keluarga dengan pendapatan kurang dari 25 persen pendapatan nasional, angka kematian sebanyak 59 persen. Pada keluarga dengan pendapatan 25 sampai 50 persen dari pendapatan nasional, angka kematiannya 50 persen," paparnya, seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.(lll/up)

Related Posts :

0 Response to "Makin Makmur, Orang Asia Adopsi Gaya Hidup Tak Sehat"

Posting Komentar