"Di sini air susah. Gali sumur, kalaupun ada air biasanya rembesan. Paling-paling ngambil di kali, atau kalau punya uang ya bikin tampungan air hujan," kata Sueb, Ketua RT 09 Dusun Cibenda, ditemui di SDN Parungmulya, Karawang, Sabtu (8/10/2016).
Untuk buang air besar, sebagian rumah di dusun ini sudah memiliki jamban walaupun warga masih harus mengangkut air dari sungai. Sedangkan untuk minum dan memasak, warga lebih mengandalkan air isi ulang. Mandi dan mencuci di sungai masih sering dilakukan.
Bakti sosial Hope for All Indonesia (Foto: uyung/detikhealth)
|
"Mungkin karena akses air bersih sangat terbatas, ada beberapa anak yang mengalami infeksi kulit," kata dr Dewi Ema Anindia dari Hope for All Indonesia, ditemui saat memberikan pengobatan gratis untuk warga.
Di dusun yang hanya berjarak kurang dari 2 jam perjalanan dari Jakarta ini, pasokan listrik juga masih terbatas. Belum semua rumah teraliri listrik. Demikian juga akses jalan, seluruhnya masih jalan tanah dan berbatu.
Baca juga: Akses Air Bersih, Masalah Kesehatan Penting yang Kerap Disepelekan
Menurut dr Ema, masyarakat Dusun Cibenda juga sulit mengakses layanan kesehatan. Puskesmas terdekat berjarak sekitar 8 km, dan harus ditempuh melalui jalan tanah dan berbatu yang kadang sulit dilewati saat hujan.
"Tahun ini layanan pengobatan gratis terpaksa kami batasi untuk 150 orang karena dari pengalaman, peminatnya sangat tinggi. Tahun lalu sampai 400 warga karena bahkan yang dari atas sampai dibela-belain turun untuk berobat," tambah dr Ema.
Baca juga: Pegang Ikan dan Seafood, Pengunjung Pasar Ini Kena Infeksi Kulit Langka
Pemeriksaan kesehatan warga (Foto: Uyung/detikhealth)
|
(up/rdn)
0 Response to "Kesulitan Akses Air Bersih, Warga Karawang Rentan Infeksi Kulit"
Posting Komentar