Just Slow! Terlalu 'Semangat' Bersepeda dan Jalan Kaki Buruk bagi Paru-paru

Jakarta, Pengendara sepeda dan pejalan kaki merasa mengayuh sepeda lebih kuat atau berjalan kaki dengan cepat akan membuat waktu mereka di jalan menjadi lebih efisien. Padahal menurut penelitian terbaru, hal ini tidak benar.

"Makin cepat Anda mengayuh, makin berat napas Anda dan ini menyebabkan makin banyak udara kotor yang terhirup ke dalam tubuh Anda," jelas peneliti Alex Bigazzi.

Walaupun begitu, Bigazzi mengakui jika semakin cepat dikayuh maka yang bersangkutan takkan terpapar asap kendaraan atau polusi udara di jalan terlalu lama.

Lalu berapa kecepatan ideal yang dibutuhkan? Sebagai ahli transportasi, Bigazzi bisa menghitung kecepatan ideal saat bersepeda dan berjalan kaki dengan membuat model komputer dari data sensus yang melibatkan 10.000 warga Amerika.

Oleh Bigazzi, rumus ini disebutnya sebagai 'minimum-dose speeds'(MDS). Rumus ini dapat menentukan kecepatan ideal saat berkendara dan berjalan kaki agar tidak terpapar polusi terlalu lama sekaligus mendapatkan manfaat kesehatan dari kedua aktivitas fisik tadi, sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.

Bagi pesepeda wanita berusia di bawah 20 tahun, kecepatan ideal berkendara agar dapat menghindari risiko pencemaran adalah 12,5 km/jam di jalan datar; sedangkan bagi pria dengan rentang usia yang sama, kecepatannya adalah 13,3 km/jam. Namun untuk kecepatan ideal bagi mereka yang berusia 20-60 tahun ke atas adalah 13 km/jam untuk perempuan dan 15 km/jam untuk laki-laki.

Hal serupa juga berlaku untuk pejalan kaki. Bagi pejalan kaki laki-laki maupun perempuan berusia di bawah 20 tahun, kecepatan idealnya adalah 3 km/jam; sedangkan untuk rentang usia di atas 20 tahun adalah 4 km/jam.

"Jadi jika Anda mengayuh lebih cepat dari MDS, katakan saja 10 km/jam maka udara kotor yang terhirup juga makin banyak. Untungnya rekomendasi kecepatan yang kami temukan sejalan dengan kecepatan yang digunakan orang-orang di lapangan," paparnya seperti dilaporkan Science Daily.

Baca juga: Tips Dokter Agar Olahraga dengan Pokemon Bisa Lebih Maksimal

Kendati demikian, riset lain yang dipublikasikan Centre for Diet and Activity Research (CEDAR) dan University of Cambridge Mei lalu mengungkap, bersepeda dan berjalan kaki tetap bermanfaat bagi kesehatan, meski dilakukan di kota yang tingkat polusinya tinggi.

"Dari model riset yang kami lakukan di London, ternyata manfaat kesehatan dari kedua aktivitas ini tetap mengungguli risiko dari polusi udara yang ada, bahkan di Delhi sekalipun di mana tingkat pencemaran udaranya 10 kali lebih tinggi dibanding London," kata peneliti Dr Marko Tainio.

Meski begitu, Tainio mengatakan, risiko pencemaran udara tetap ada jika yang bersangkutan hanya bersepeda atau berjalan kaki kurang dari lima jam perpekan atau tidak begitu aktif.

Baca juga: Mau Awet Muda dan Panjang Umur? Yuk Bersepeda Minimal 60 Menit Sehari

(lll/vit)

0 Response to "Just Slow! Terlalu 'Semangat' Bersepeda dan Jalan Kaki Buruk bagi Paru-paru"

Posting Komentar