Ahli psikologi Profesor Irwanto, PhD, dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya mengatakan stigma terhadap gangguan mental ini selalu menjadi penghalang orang untuk berobat. Contoh stigma misalnya ucapan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan bahwa tentara alami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) berarti karakternya lemah.
Padahal kenyataannya tidak demikian. Namun karena tidak ingin dicap seperti itu orang yang butuh bantuan jadi lebih memilih memendam masalahnya sampai terus berkembang tak terkendali.
"Orang yang mengalami PTSD atau gangguan jiwa bisa siapa saja. Pengalaman PTSD tidak mencerminkan lemahnya karakter seseorang," kata Prof Irwanto dalam acara Pekan Proyeksi Jiwa, Unika Atma Jaya, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Baca juga: Gangguan Jiwa Bisa Muncul Kapan Saja, Tak Harus Pada Anak Pertama
"Seseorang dengan karakter seperti Robin Williams misalnya. Dia tidak hanya karakternya kuat tapi juga meresapi kehidupan orang-orang dengan gangguan jiwa, tapi pada akhirnya dia tetap melakukan tindakan yang dia lakukan," lanjut Prof Irwanto.
Robin Williams adalah seorang aktor dan komedian asal Amerika Serikat yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri setelah diketahui sejak lama alami depresi dan bipolar. Sebagai aktor ia beberapa kali memerankan karakter orang dengan gangguan jiwa.
Prof Irwanto bercerita bahwa ia sendiri juga pernah mengalami episode depresi. Hanya saja karena punya pengetahuan tentang kesehatan jiwa ia bisa mendapatkan pertolongan yang dibutuhkannya.
"Ada ketidakberdayaan luar biasa ketika kita mengalami gangguan jiwa, tapi ada titik kesempatan untuk kembali. Apakah dimanfaatkan oleh terapis atau oleh orang itu sendiri untuk kembali di dalam teksbook tidak ada," kata Prof Irwanto.
Baca juga: Ketika Ibu Tega Membunuh Anak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?(fds/vit)
0 Response to "Bukan Masalah Kuat Lemahnya Karakter, Siapa Saja Bisa Kena Gangguan Jiwa"
Posting Komentar