Berbagai Penyebab Depresi: Stressor Psikosial Hingga Gangguan Hormonal

Jakarta, Depresi yang dialami seseroang bisa disebabkan berbagai hal. Salah satunya adalah usual stressor atau stressor psikosisal yang bersifat individual. Masing-masing orang akan mempersepsikan stressor ini sebagai stressor skala ringan,s edang, atau berat.

Dr dr Nurmiati Amir SpKJ(K) atau akrab disapa dr Eti mengatakan, usual stressor yang bisa menjadi sebab depresi misalnya hidup dengan pasangan dan bertengkar tiap hari, terbelit utang, atau pasangan baru saja meninggal tetapi tidak ada support dari keluarga atau orang di sekitar.

"Atau bisa juga nggak ada stressor tapi orang depresi. Itu bisa saja terjadi karena memang ada faktor keturunan satu generasi di atasnya. Jadi, risiko depresi bisa skip dua generasi. Orang tuanya tidak memiliki riwayat depresi tetapi kakek neneknya mengalami depresi," tutur dr Eti kepada wartawan baru-baru ini.

Selain adanya stressor dan riwayat keluarga, depresi juga bisa terjadi karena memang ada gangguan hormonal. dr Eti mencontohkan seperti terganggunya kadar hormon estrogen pada wanita. Di mana saat haid, kadar estrogen turun. Begitu pun saat hamil lalu melahirkan, dan saat menopause di mana kadar estrogen mengalami perubahan, juga rentan membuat wanita depresi.

Kondisi fisik juga turut andil pada risiko depresi yang dialami seseorang. Gangguan kesehatan fisik seperti nyeri, stroke, bahkan mengidap diabetes bisa memicu depresi pada beberapa orang.

Baca juga: Karyawati Cantik Bunuh Diri, Diduga Depresi karena Kebanyakan Lembur

"Karena memang depresi itu faktor organiknya pasti ada," ujar dokter yang juga menjabat Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri ini.

Nah, gejala depresi yang bisa muncul di antaranya murung, sedih, mudah berlinang air mata, hilang minat, kehilangan rasa senang, nafsu makan dan gairah seks berkurang, kurang tidur, konsentrasi buruk, muncul rasa bersalah, dan muncul keinginan mati karena merasa hidup sudah tidak ada gunanya dan pada akhirnya timbul keinginan untuk bunuh diri.

Untuk mengatasi kondisi itu, dikatakan dr Eti pasien mesti mendapat pengobatan dari psikiater, di samping diubah pula kemampuan kognitifnya. Contohnya, Cognitive Behavioral Therapy dari psikiater yang dilakukan untuk mengubah perilaku si pasien.

"Misalnya ketika dia malas-malasan, kita lakukan perubahan perilaku dia apa yg mesti dilakukan supaya nggak malas. Kalau pasien berpikir hidupnya nggak berguna atau kognitifnya buruk padahal dia orang penting misalnya, itu kognitifnya diperbaiki. Ada teknik psikoterapi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kognitif dan perilaku si pasien," pungkas dr Eti.

Baca juga: Stress Ball Bisa Bantu Redakan Stres Seseorang, Benarkah?(rdn/vit)

Related Posts :

0 Response to "Berbagai Penyebab Depresi: Stressor Psikosial Hingga Gangguan Hormonal"

Posting Komentar