"Satu-satunya alasan mengapa saya mengunggah ini adalah karena saya tidak ingin orang untuk melalui ini, menderita seperti apa yang saya rasakan.Ketika penganiayaan fisik pertama terjadi, saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin meninggalkannya tapi saya dianiaya secara verbal, saya takut," seperti itu cuplikan tulisan yang ia torehkan pada keterangan foto dan video.
Beberapa waktu lalu, psikolog Asep Haerul Gani, S.Psi, mengungkapkan kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya bisa jadi pemicu remaja-remaja tersebut mencari perhatian dari orang lain, salah satunya adalah dengan berpacaran.
Asep melanjutkan, pada masa pacaran, seseorang akan melakukan apapun demi mempertahankan perhatian yang diperolehnya dan juga demi mendapat pengakuan dari pasangan tentang perasaan cintanya tersebut. Inilah yang memicu kekerasan pada masa pacaran.
Baca juga: Kurang Perhatian di Rumah Picu Kekerasan Saat Pacaran
"Di rumah tidak diperhatikan, lalu akhirnya pacaran kan. Nah mereka mikirnya daripada saya di rumah nggak diperhatikan, tidak apa deh ditampar atau dipukul oleh pacar karena masih bisa dapat perhatian, masih bisa dipeluk, dicium atau dielus kepalanya," papar Asep.
Psikolog forensik, Reza Indra Giri Amriel juga pernah menegaskan, ketika seseorang mengalami kekerasan dalam pacaran, ia tidak boleh menoleransi perbuatan ini sebab kemungkinan akan berulang di kemudian hari.
"Perilaku kekerasan terhadap pasangan sangat cenderung mengulangi perbuatannya. Jadi memang lebih baik pisah pada saat terjadi kekerasan pertama kali," katanya seperti dikutip dari detikNews.
Kekerasan dalam sebuah hubungan mempunyai siklus bervariasi. Namun biasanya terjadi kekerasan, lalu minta maaf, dilanjutkan mengiba, lalu kembali berbaikan. Tapi berlanjut lagi ke konflik disambung dengan kekerasan dan meminta maaf. Siklus ini terus-menerus terjadi.
Jika mengalaminya sebaiknya Anda segera melapor ke sahabat, orang tua atau pihak berwajib untuk meminta perlindungan. Apabila Anda terbiasa melakukan hal tersebut, jangan segan untuk menghubungi psikiater atau psikolog untuk mendapatkan bantuan.
Baca juga: Psikolog: Jangan Tolerir Kekerasan Dalam Pacaran (ask/fds)
0 Response to "Kata Psikolog Soal Kekerasan dalam Hubungan Seperti Diduga Dialami Dylan Sada"
Posting Komentar