Resolusi Sehat yang Paling Sering Gagal di Bulan-bulan Pertama

Jakarta, Mendekati akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk menyusun resolusi sehat. Sebaiknya susun target serealistis mungkin jika tidak ingin gagal di bulan-bulan pertama.

Ada banyak alasan kenapa resolusi sehat tidak bertahan lama. Target yang terlalu muluk, kadang membuat seseorang sulit untuk konsisten menjalaninya. Demikian juga dengan resolusi yang membutuhkan perubahan yang terlalu drastis, bukan secara bertahap.

Beberapa resolusi yang diprediksi cepat gagal seperti dikutip dari berbagai sumber antara lain sebagai berikut.

1. Olahraga rutin 7 kali seminggu
Resolusi ini lebih sering gagal, apalagi jika dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya sama sekali tidak senang olahraga. Bagaimanapun, tubuh memerlukan istirahat untuk memperbaiki sel-sel yang rusak karena kelelahan. Dalam sepekan, sempatkan 1-2 hari untuk menghistirahatkan badan.

Lagipula untuk apa berlebihan? Organisasi kesehatan dunia (WHO) saja hanya menganjurkan olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit tiap pekan.

2. Menghindari karbohidrat
Tubuh membutuhkan gula sebagai sumber tenaga, dan karbohidrat adalah sumber utamanya. Memangkas asupan karbohidrat secara drastis bisa membuat tubuh kekurangan energi sehingga terlalu lemah untuk beraktivitas. Olahraga jadi tidak maksimal karena bahan bakarnya terbatas.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Membuat Resolusi Diet Tahun Baru Gagal Tercapai

Yang betul adalah memilih jenis karbohidrat yang paling tepat, dengan porsi yang terukur. Jenis karbohidrat yang lebih kompleks seperti gandum dan nasi merah dicerna lebih lama di dalam tubuh, sehingga menjaga kadar gula darah lebih stabil dan rasa lapar tidak cepat datang lagi.

3. Menurunkan berat badan
Sebenarnya berat badan tidak terlalu banyak maknanya, karena yang lebih menentukan sehat atau tidaknya seseorang adalah komposisi massa tubuhnya. Ada beberapa orang yang memiliki berat badan berlebih menurut perhitungan indeks masssa tubuh (IMT), tetapi tetap sehat karena komposisinya didominasi oleh massa otot.

Sebaliknya, ada juga yang kurus tetapi komposisi lemaknya lebih banyak. Ini yang sering disebut sebagai skinny fat, dan tidak bisa dikatakan sehat.

Sah-sah saja menjadikan berat badan sebagai target dalam menjalani pola hidup sehat, sebab bagaimanapun itu yang paling mudah untuk diukur dalam keseharian. Tetapi terlalu fokus pada berat badan saja biasanya akan berakhir pada 'yo-yo' alias berat badan yang naik turun.

Baca juga: Bagikan Pengalaman Diet Sehat Kamu, Dapatkan Hadiah Voucher Belanja

(up/up)